Maros, katasulsel.com — Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, mencatat sejarah baru sebagai salah satu dari empat kota di Indonesia yang ditunjuk menjadi tuan rumah resmi NASA International Space Apps Challenge 2025.
Ajang inovasi global yang digagas oleh Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) ini akan digelar secara serentak di seluruh dunia pada 4 hingga 5 Oktober 2025, dan mempertemukan para inovator dari berbagai latar belakang untuk memecahkan persoalan nyata dengan pendekatan berbasis data ruang angkasa.
Partisipasi Maros dalam kegiatan berskala internasional ini menandai babak baru dalam perannya sebagai daerah yang bukan hanya kaya akan situs prasejarah, tetapi juga memiliki kesiapan infrastruktur dan ekosistem komunitas untuk terlibat aktif dalam percakapan global tentang sains, teknologi, dan inovasi.
Penunjukan Maros sebagai local lead bukanlah semata pencapaian seremonial, melainkan bentuk nyata dari pengakuan terhadap kapasitas intelektual dan potensi ilmiah yang dimiliki wilayah ini.
Ismail Suardi Wekke, Sekretaris Dewan Pendidikan Kabupaten Maros, menyebut keterlibatan Maros dalam kompetisi global ini sebagai kesempatan emas yang harus dimanfaatkan secara optimal. Ia menilai bahwa ajang seperti Space Apps Challenge merupakan ruang strategis untuk mempertemukan pemikiran lintas generasi dan lintas disiplin.
“Kita memiliki warisan ilmiah, energi anak muda, dan komunitas yang solid. Ini saat yang tepat untuk membuka akses menuju panggung inovasi dunia,” ujar Ismail dengan optimis.
Lebih dari sekadar lomba, Space Apps Challenge mengundang para peserta dari berbagai penjuru dunia—termasuk pelajar, pengembang perangkat lunak, ilmuwan data, dan insinyur—untuk bekerja sama dalam menjawab tantangan-tantangan global. Isu-isu seperti mitigasi bencana, perubahan iklim, hingga eksplorasi luar angkasa akan menjadi bahan tantangan yang harus dijawab melalui pendekatan kreatif dan saintifik.
Dalam konteks Maros, kegiatan ini sekaligus menjadi kelanjutan dari tradisi panjang keilmuan yang telah melekat sejak ribuan tahun lalu. Situs arkeologi seperti Leang-Leang, Rammang-Rammang, dan Leang Panning telah menjadikan Maros sebagai laboratorium alam yang sejak lama dikunjungi ilmuwan dari berbagai negara.
Penemuan lukisan gua tertua di dunia di wilayah ini adalah salah satu bukti kuat bahwa Maros memiliki peran penting dalam narasi sejarah manusia. Keterlibatan Maros dalam Space Apps Challenge adalah bentuk evolusi dari warisan tersebut—dari jejak masa silam menuju arah inovasi masa depan.
Dengan dukungan penuh dari Akademi Kopi Pagi, penyelenggaraan Space Apps Challenge di Maros akan dilengkapi dengan fasilitas mentoring, akses ke data NASA, serta pendampingan teknis yang melibatkan para profesional dan akademisi. Maros tidak hanya menjadi tuan rumah secara geografis, tetapi juga menjadi rumah bagi semangat kolaborasi dan pembelajaran lintas batas.
Tidak ada komentar