Barru, Katasulsel.com — Akreditasi institusi “B” yang kembali diraih Universitas Muhammadiyah Barru (UMB) bukan hanya angka di atas kertas. Bagi kampus ini, itu adalah narasi tentang kerja kolektif, kesabaran membangun, dan keyakinan bahwa kualitas tak selalu harus bising.
UMB menerima keputusan BAN-PT pada 31 Juli 2025. Ini adalah kali kedua kampus ini mendapatkan predikat yang sama, namun dengan semangat yang semakin berbeda.
“Kami belajar banyak dari proses ini. Bukan hanya soal dokumen, tapi soal bagaimana kami melihat kembali diri kami sendiri—apa yang sudah kami lakukan, dan apa yang masih kurang,” ujar Rektor UMB, Dr. Andi Fiptar Abdi Alam.
UMB terus berbenah. Ada peningkatan laboratorium, renovasi ruang kelas, digitalisasi layanan akademik, hingga dorongan kuat agar dosen aktif dalam riset dan publikasi. Semua diarahkan pada satu hal: mahasiswa harus belajar di lingkungan yang sehat, produktif, dan bermakna.
Bagi Ismail Suardi Wekke, capaian ini harus dilihat dalam konteks yang lebih luas. “Ketika banyak perguruan tinggi berorientasi pada kuantitas, Unmuh Barru memilih jalan yang lebih sunyi: memperkuat akar. Itu lebih sulit, tapi jauh lebih penting,” katanya.
UMB kini sedang menyiapkan langkah menuju akreditasi “A”. Namun yang lebih utama, kampus ini ingin membangun narasi bahwa dari Barru pun, mutu bisa tumbuh—dan terus tumbuh. (*)
Edy Basri
Tidak ada komentar