Sidrap, katasulsel.com — Ternyata, cinta itu memang butuh logistik.
Data Pengadilan Agama (PA) Sidrap membuktikan, angka perceraian di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) melandai hingga 15 persen dalam tiga tahun terakhir.
Tren ini bukan sekadar kebetulan, melainkan cerminan bahwa isi dompet turut menentukan panjang-pendeknya napas rumah tangga.
Ketua PA Sidrap, Andi Muhammad Yusuf Bakri, menyebut faktor ekonomi masih menjadi motor utama naik-turunnya angka perceraian.
“Semakin stabil kondisi finansial rumah tangga, semakin kuat pula daya tahan pasangan menghadapi konflik domestik,” katanya kepada Kat TV Katasulsel.com, Jumat (29/8/2025).
Hitungannya sederhana: saat kebutuhan dasar terpenuhi, pertengkaran kecil tak lagi membesar jadi drama perceraian.
Data menunjukkan, kasus perceraian yang semula menembus kisaran 1.300 per tahun, turun menjadi 1.200, dan kembali turun signifikan pada tahun ketiga.
Di balik penurunan ini, ada faktor kebijakan. Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif, disebut berhasil menggenjot produktivitas sektor pertanian sehingga pendapatan warga meningkat.
“Kebijakan peningkatan produktivitas pertanian berimplikasi langsung pada kesejahteraan. Ketika indikator ekonomi membaik, probabilitas perceraian ikut menurun,” jelas Andi Yusuf.
Fenomena ini seolah mengonfirmasi teori klasik sosiologi: stabilitas ekonomi memperkuat ikatan keluarga.
Artinya, pembangunan yang menyentuh langsung kantong rakyat bisa jadi benteng kokoh rumah tangga.
Dengan kata lain, di Sidrap, sawah yang subur bukan hanya menghasilkan padi, tapi juga menumbuhkan ketahanan keluarga. Perceraian turun, dan pasangan pun makin betah berumah tangga.(*)
Editor: Edy Basri , Reporter: Saiful-Tohir–Etar
Tidak ada komentar