Selasa, 16 Sep 2025
Tonton KAT TV

Ikhtiar Menjadikan Sidrap dari Lumbung Pangan Menuju Lumbung Ulama

Katasulsel.com
16 Sep 2025 02:23
Opini 0 32
5 menit membaca

Oleh : Haidir Fitra Siagian
(Dosen Komunikasi Politik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar)

Selama ini Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) dikenal luas sebagai lumbung pangan Sulawesi Selatan. Kabupaten ini menjadi penyumbang utama beras dan telur bagi kebutuhan daerah lain di Sulawesi Selatan. Namun kini muncul gagasan baru yang cukup menarik perhatian. Seorang bupati yang lahir dari kader Muhammadiyah ingin agar Sidrap tidak hanya dikenal sebagai lumbung beras dan telur, tetapi juga sebagai “lumbung ulama”.

Gagasan ini ia sampaikan secara terbuka di hadapan ribuan warga Muhammadiyah, aparat pemerintah, tokoh masyarakat, dan santri pesantren se-Sulawesi Selatan dalam pembukaan Kemah Tahfidz dan Bahasa VIII Pesantren Muhammadiyah/Aisyiyah yang digelar pada 13 September 2025 di halaman Masjid Agung Sidrap.

Sebagai Ketua Panitia Wilayah kegiatan ini, saya betul-betul menikmati gagasan mantan Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah ini. Pernyataan itu bukan hanya sebuah ide, melainkan juga visi besar tentang bagaimana Sidrap bisa dikenal sebagai pusat lahirnya ulama, sebagaimana ketika selama ini dikenal sebagai pusat pangan.

“Lumbung ulama” sendiri adalah ungkapan metaforis yang menarik. Kata lumbung dalam bahasa Indonesia lumrahnya diartikan sebagai tempat menyimpan hasil panen, terutama padi. Jika dikaitkan dengan ulama, frasa ini menggambarkan suatu daerah, organisasi, atau komunitas yang melahirkan, menampung, atau memiliki banyak ulama. Sebagaimana padi di lumbung menjadi sumber kehidupan, ulama yang lahir dari sebuah daerah dianggap sebagai “hasil panen berharga” yang menjadi penuntun moral dan spiritual bagi masyarakat.

Sejarah menunjukkan bahwa Sidrap memang memiliki tradisi keulamaan yang cukup penting. Dari Bumi Nene Mallomo ini, lahir sejumlah tokoh besar yang memberi warna bagi Islam di Indonesia. Salah satunya adalah Prof. M. Quraish Shihab, pakar tafsir Al-Qur’an yang dikenal melalui karya monumentalnya Tafsir Al-Mishbah, sekaligus pernah menjabat Menteri Agama RI.

Selain itu ada pula Syekh Ali Mathar, ulama karismatik Rappang yang aktif dalam pendidikan Islam dan kegiatan sosial pada awal abad ke-20. Tokoh lain yang juga berpengaruh adalah KH. Abd Muin Yusuf, yang dikenal luas di kalangan pesantren Sidrap, serta Syekh Bojo (Syekh Abdul Rahman), ulama awal penyebar Islam di Sidrap. Jejak keilmuan mereka menunjukkan bahwa Sidrap punya modal sejarah untuk benar-benar menjadi lumbung ulama.

Selain itu, ada juga ulama terkenal di Sulawesi Selatan yang berlatar belakang Muhammadiyah. Yakni K.H. Nasruddin Razak, dosen mata kuliah Agama Islam Universitas Hasanuddin dan mantan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan (2020). Kemudian KH. Abd. Jabbar Asyiri, mantan pimpinan Pondok Pesantren Darul Arqam Gombara Makassar (1980).

Bersambung…

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Media Portal Berita Berbadan Hukum

PT WEPRO DIGITAL INDONESIA
Kemenkum HAM RI
No. AHU-0190238.AH.01.11,

Nomor Induk Berusaha: 0809240015028,
Rekening Perusahaan No: 120-003-000013438-6 (Bank Sulselbar)

Jl. Ganggawa No. 149 Tellu Limpoe, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Phone: +62 823 4898 1986

Email:
katasulsel@mail.com (Redaksi)
katasulsel@mail.com ( Marketing )
katasulsel@mail.com ( Kerjasama )