Jakarta, Katasulsel.com — Ketika peluit akhir berbunyi di Jeddah, suasana berubah hening. Tidak ada sorak kemenangan, hanya wajah-wajah lelah yang menatap kosong ke lapangan. Timnas Indonesia gagal melangkah ke Piala Dunia 2026.
Harapan besar yang dibangun dengan keringat dan doa jutaan pendukung runtuh begitu saja, setelah kekalahan menyakitkan dari Irak yang menutup peluang Garuda menuju panggung dunia.
Dalam suasana ruang ganti yang berat, kapten Jay Idzes tampil ke depan kamera. Tatapannya dalam, suaranya berat.
“Kami menyalahkan diri sendiri,” katanya pelan namun tegas. Kalimat itu sederhana, tapi menggambarkan beban seluruh tim yang gagal mewujudkan mimpi bangsa. Ia tidak mencari kambing hitam. Tidak menyalahkan wasit, lawan, atau cuaca. Semua tanggung jawab, ia ambil ke dalam dada.
Laga melawan Irak sejatinya berjalan ketat. Indonesia tampil berani, menekan, dan menciptakan peluang. Namun dari sembilan tembakan yang dilepaskan, hanya satu yang benar-benar mengancam gawang lawan.
Irak tampil efisien dan menunggu momen. Ketika satu kesalahan kecil di lini belakang terjadi, mereka menghukum tanpa ampun. Gol semata wayang Zidane Iqbal di menit 76 menjadi pembeda nasib dua negara.
“Kami punya beberapa peluang, tapi kami tidak bisa mencetak satu pun gol,” lanjut Jay Idzes, mencoba merangkai kata di tengah kekecewaan. Ia tak banyak beralasan. “Sulit untuk dikatakan… saya bangga dengan grup ini. Semua orang berjuang.” Ucapan itu terdengar lirih, tapi juga tulus. Seolah mengajak publik memahami bahwa perjuangan sudah dilakukan, hanya hasil belum berpihak.
Bersambung…
Tidak ada komentar