Sidrap, katasulsel.com — Laju inflasi Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) sepanjang September 2025 menunjukkan pergerakan yang stabil dan terkendali. Berdasarkan rilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Sidrap pada 1 Oktober 2025, inflasi tahunan tercatat sebesar 4,08 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 106,35.
Data ini mengindikasikan bahwa fluktuasi harga di Sidrap masih berada pada level moderat, mencerminkan stabilitas ekonomi daerah di tengah mobilitas dan aktivitas perdagangan masyarakat yang terus bergeliat.
Kenaikan inflasi tersebut utamanya dipicu oleh peningkatan harga pada sejumlah kelompok pengeluaran yang mencerminkan pola konsumsi rumah tangga. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi kontributor utama dengan inflasi sebesar 6,68 persen. Fenomena ini banyak dipengaruhi oleh faktor musiman serta mekanisme pasar bebas, di mana permintaan terhadap bahan pangan meningkat seiring dinamika distribusi menjelang pergantian musim.
Sementara itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mencatat lonjakan cukup signifikan sebesar 16,21 persen, menunjukkan gejala demand-pull inflation—yakni dorongan kenaikan harga akibat meningkatnya daya beli dan konsumsi masyarakat terhadap produk-produk perawatan diri dan jasa personal. Fenomena ini sering muncul saat aktivitas sosial dan ekonomi warga mulai menggeliat setelah periode penyesuaian ekonomi sebelumnya.
Kenaikan harga juga tercatat secara moderat pada sektor-sektor lain, seperti pakaian dan alas kaki (1,89 persen), perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,32 persen), perlengkapan dan pemeliharaan rumah tangga (0,24 persen), serta kesehatan (0,37 persen). Sektor transportasi naik tipis sebesar 0,09 persen, disusul informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,22 persen), rekreasi, olahraga, dan budaya (1,02 persen), serta penyediaan makanan dan minuman/restoran (1,43 persen). Hanya kelompok pendidikan yang tercatat stabil tanpa perubahan indeks, menandakan adanya kontrol efektif terhadap biaya layanan publik dasar.
Dalam perspektif ekonomi daerah, inflasi 4,08 persen tergolong inflasi terkendali. Kondisi ini tidak mengindikasikan adanya tekanan cost-push inflation, melainkan lebih bersifat alami akibat peningkatan permintaan konsumsi rumah tangga (demand side). Artinya, Sidrap tetap berada dalam jalur pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan daya beli masyarakat yang relatif terjaga.
Pemerintah Kabupaten Sidrap di bawah kepemimpinan Bupati Syaharuddin Alrif memainkan peran strategis dalam menjaga kestabilan harga melalui kebijakan fiskal dan intervensi mikro ekonomi daerah yang terukur. Upaya penguatan rantai pasok pangan, stabilisasi harga di pasar rakyat, serta dukungan terhadap sektor UMKM menjadi bagian dari strategi pengendalian inflasi daerah yang efektif.
Stabilnya harga pada sektor pendidikan dan transportasi menunjukkan efisiensi pengelolaan layanan publik, sekaligus menjadi bantalan penting bagi struktur pengeluaran rumah tangga di tengah tekanan harga di sektor konsumsi lainnya.
Secara umum, dinamika inflasi Sidrap pada September 2025 mencerminkan ritme ekonomi daerah yang sehat dan adaptif. Kenaikan harga masih bersifat proporsional dan terkendali, memperlihatkan efektivitas sinergi antara kebijakan pemerintah daerah dan daya respons pasar lokal.
Dengan kondisi tersebut, Sidrap menegaskan diri sebagai salah satu daerah dengan fundamental ekonomi yang tangguh di Sulawesi Selatan, menjaga keseimbangan antara stabilitas harga, daya beli masyarakat, dan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi daerah. (*)
Editor: Tipue Sultan
Tidak ada komentar