Jumat, 24 Okt 2025

“Geng Siwa” — Suara dari Utara untuk Wajo yang Lebih Berkeadilan (Bagian-1)

Katasulsel.com
23 Okt 2025 13:39
Feature Wajo 0 126
3 menit membaca

Malam di Siwa terasa hangat oleh aroma kopi dan obrolan serius yang tak biasa. Di sudut Café Reborn, Jalan Andi Djaja, empat sosok duduk melingkar.

Oleh: Marsose Gala

Mereka ini, bukan sekadar sahabat lama yang sedang reuni. Di tengah gemerlap lampu kafe dan denting sendok yang beradu dengan gelas, mereka membicarakan sesuatu yang lebih besar: masa depan Wajo.

Mereka menyebut diri “Geng Siwa”, bukan dalam arti anak muda pembuat gaduh, tapi sebuah forum musyawarah lintas generasi. Isinya: tokoh masyarakat, mantan pejabat, dan jurnalis yang pernah bersentuhan langsung dengan denyut nadi rakyat.

Tujuannya sederhana namun berani — mengembalikan semangat Wajo yang berkeadilan dan bermartabat.

Salah satu sosok sentral dalam pertemuan itu, Marsose Gala, mantan wartawan Harian Palopo Pos grup Fajar, membuka pembicaraan dengan nada reflektif. Suaranya berat tapi tegas, menandakan keresahan yang lama terpendam.

“Wajo ini butuh arah baru. Bukan sekadar pembangunan fisik, tapi pembangunan moral. Hukum harus tegak dengan nurani,” ujarnya, menyeruput kopi hitam yang mulai mendingin.

Malam itu, obrolan melebar ke berbagai hal — mulai dari pembangunan, politik, hingga penegakan hukum yang belakangan jadi sorotan publik.

Marsose menyinggung soal perbedaan pendekatan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang mengutamakan pencegahan, dengan Kejaksaan Negeri Wajo yang fokus pada penindakan.

“Contohnya kasus Desa Cinnongtabi,” katanya, menatap rekan-rekannya. “Temuan sudah dikembalikan ke kas daerah, nilainya lebih dari Rp558 juta, lengkap dengan bukti setor ke Bank Sulselbar dan laporan ke Inspektorat. Tapi kenapa proses hukum tetap jalan? Di mana logika kerugian negaranya?”

Ucapan itu membuat suasana hening sejenak. Bukan karena takut, tapi karena semua yang hadir tahu — ucapan itu benar adanya.

Dari meja bundar kecil itu, lahirlah empat poin gagasan besar yang mereka sebut “Kompas Wajo Baru”:
1️⃣ Penegakan hukum yang berkeadilan dan berperikemanusiaan.
2️⃣ Pemerataan pembangunan lintas sektor dengan orientasi kesejahteraan rakyat.
3️⃣ Pilkada yang bersih, jujur, dan bebas dari politik uang.
4️⃣ Kesejahteraan pers sebagai mitra kritis pemerintah daerah.

Bagi mereka, keempat hal ini bukan sekadar daftar harapan. Ini janji moral. Sebuah peta jalan kecil dari Siwa untuk Wajo yang lebih tegak berdiri.

“Kalau hukum, pembangunan, pemilu, dan pers berjalan sehat — Wajo akan tumbuh dengan martabat. Kita tidak perlu banyak teori, cukup kejujuran dan keberanian,” tambah Marsose.

Sementara itu, Sultan S.Sos, jurnalis muda yang juga hadir malam itu, angkat bicara. Ia menyoroti hal yang jarang disentuh: ketimpangan akses dan transparansi bagi media lokal.

“Kami hanya minta keadilan dalam kemitraan. Pemerintah dan DPRD harus menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Jangan ada media yang dimanja, jangan pula yang dilupakan,” ujar Sultan.

Geng Siwa sepakat, perjuangan mereka bukan untuk menentang siapa pun. Mereka hanya ingin mengembalikan semangat lama masyarakat utara Wajo — semangat gotong royong, keberanian bicara benar, dan rasa cinta tanah kelahiran.

Bersambung….

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Media Portal Berita Berbadan Hukum

PT WEPRO DIGITAL INDONESIA
Kemenkum HAM RI
No. AHU-0190238.AH.01.11,

Nomor Induk Berusaha: 0809240015028,
Rekening Perusahaan No: 120-003-000013438-6 (Bank Sulselbar)

Jl. Ganggawa No. 149 Tellu Limpoe, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Phone: +62 823 4898 1986

Email:
katasulsel@mail.com (Redaksi)
katasulsel@mail.com ( Marketing )
katasulsel@mail.com ( Kerjasama )