Sidrap di Dek 7. Kekeluargaan itu lahir disini.
Oleh: Darwis.L
Angin pagi Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar belum sempat panas. Matahari masih ramah. Minggu, 26 Oktober 2025. Pukul 09.15 WITA. Kapal raksasa itu mulai bergerak. Perlahan. Lalu mantap. Dobonsolo namanya.
Kami di dalamnya.
Rombongan Ikatan Wartawan Online Sidrap.
Dua puluh tiga orang.
Menuju Jakarta.
Menuju Rakernas III IWO 2025.
Semua masih segar.
Masih semangat.
Masih saling goda untuk menghapus grogi.
Awal perjalanan.
Satu hari satu malam.
Makassar–Surabaya.
Laut tenang.
Gelombang sopan.
Tapi rasa rindu daratan selalu saja datang diam-diam.
Kami menemukan rumah kedua.
Dek 7.
Kamar memang nyaman. Tapi justru di luar kamar itulah cerita jadi lebih hidup. Napas terasa lebih bebas di sana. Angin laut menjadi pendingin alami. Obrolan mengalir. Sesekali tawa pecah.
Di Dek 7, kami duduk tanpa kursi.
Berdiri tanpa alasan.
Menatap laut tanpa tujuan.
Semua yang penat dari kamar, berlarian lari ke sana.
Berteduh dari sempitnya pikiran.
Bersandar pada tiang kapal yang kokoh.
Seolah tiang itu mengerti semua beban tugas wartawan daerah.
Ada yang selfie.
Ada yang video call dengan keluarga di Sidrap dan Wajo
Ada yang hanya diam.
Menikmati suara mesin kapal yang besar.
Bergemuruh seperti semangat kami sendiri.
Malam turun cepat di lautan.
Lampu kapal menyala satu per satu.
Langit justru makin gelap.
Daratan tak terlihat.
Hanya air.
Hanya angin.
Hanya kami.
Dan Dek 7 jadi saksi.
Bahwa perjalanan kadang lebih indah dari tujuan.
Surabaya menyambut pagi.
Pelabuhan Tanjung Perak.
Setelah 24 jam perjalanan.
Lelah itu nyata. Tapi tidak mengeluh.
Transit 3 sampai 4 jam.
Istirahat sebentar.
Makan seadanya.
Bersiap lagi.
Perjalanan berikutnya sudah menunggu.
Arah Jakarta.
Arah Tanjung Priok.
Kami bukan wisatawan.
Kami bukan penumpang biasa.
Kami pembawa cerita.
Dan perjalanan ini salah satunya.
Rencana besok siang.
Tiba di Jakarta Utara.
Menuju kawasan Cikini.
Arena Rakernas III IWO 2025.
Hotel Mega Cikini.
Jl. Cikini Raya No. 62-64.
Dua malam kami akan tinggal di sana.
Menteng.
Pusat Jakarta.
Lebih sibuk dari pikiran paling sibuk yang pernah kami punya.
Dari Sidrap kami berangkat sebagai rombongan.
Di kapal kami belajar jadi keluarga.
Dan di Dek 7 Dobonsolo—
kami sadar: menjadi wartawan bukan hanya soal berita.
Tapi soal perjalanan panjang yang membuat kami pulang dengan kisah.
Kisah yang kelak akan kami tulis.
Dengan tinta.
Dengan kamera.
Dengan hati.
Rakernas belum dimulai.
Tapi cerita kami sudah jauh berlayar… 🙏🤲🤲😘
Pos Terkait
Trending Post
Tidak ada komentar