Bupati Sidrap Syaharuddin AlrifOleh: Edy Basri
Dan kini, aroma itu seperti berbalik arah. Tidak lagi sekadar menandai panen. Tapi menandai kebangkitan.
Sebab angka-angka baru saja bicara.
Tahun 2025, Sidrap memanen 556.362 ton gabah kering giling.
Naik jauh dari tahun 2024 yang hanya 447.856 ton.
Artinya, dalam hitungan padi kering, naik 108.506 ton.

Dalam bahasa beras:
tahun 2024 Sidrap menghasilkan 256.996 ton,
sementara tahun ini mencapai 319.261 ton.
Itu bukan sekadar angka. Itu kerja panjang. Itu arah kebijakan yang benar.
Bupati H. Syaharuddin Alrif tahu betul siapa yang hidup dari sawah.
Ia tidak sedang menebak-nebak. Ia lahir dari rahim daerah yang bertumpu pada lumpur dan matahari.
Maka, ketika ia memimpin, ia tahu di mana harus mulai: pertanian.
Ia tidak membuat pidato besar. Tidak juga menebar jargon.
Tapi ia tahu, Sidrap tidak boleh kalah di lahan yang paling dikuasainya.
Lihat data itu.
Dari tahun 2019 ke 2024, grafik naik-turun seperti detak jantung.
Kadang minus, kadang melonjak.
Namun tahun ini — 2025 — grafiknya menukik tajam ke atas.
Naik.
Kuat.
Seperti tekad para petani yang tidak pernah menyerah.
Dan itulah sebabnya Sidrap kini menjadi kabupaten dengan peningkatan produksi padi tertinggi ketiga di Sulawesi Selatan.
Urutannya jelas:
Bone naik 168.530 ton,
Wajo naik 161.691 ton,
Sidrap menyusul dengan 108.506 ton.
Apa yang terjadi di lapangan?
Program demi program bergerak pelan tapi pasti.
Salah satunya: IP 300 — pola tanam tiga kali setahun.
Di atas kertas, tampak ambisius.
Di sawah, butuh kerja keras, kesabaran, dan keyakinan.
Bupati Syahar tidak duduk di belakang meja menunggu laporan.
Ia ke lapangan.
Ia menatap petani.
Ia berbicara dengan tangan, bukan hanya dengan lisan.
Dan ia bolak-balik Makassar–Jakarta.
Menemui pejabat provinsi.
Mengetuk pintu kementerian.
Membawa data, bukan sekadar proposal.
Karena ia tahu, Sidrap butuh lebih dari semangat.
Butuh jaringan, butuh perhatian pusat, butuh irigasi, butuh alat, butuh benih, butuh semua yang membuat pertanian hidup kembali.
Kini, jika Anda melintasi Watangpulu, Pitu Riawa, atau Baranti, Anda akan melihat pemandangan yang jarang:
Lahan-lahan yang dulu mengering kini kembali hijau.
Suara traktor menggantikan lengking sabit.
Dan anak-anak muda mulai turun lagi ke sawah — bukan hanya untuk membantu orangtua, tapi karena mereka melihat masa depan di situ.
Pertanian bukan lagi dianggap sektor lama yang usang.
Syahar mengubah cara pandang itu dengan satu kata: martabat.
Ia sering bilang,
“Kalau kita tidak bangga dengan padi kita sendiri, kita akan kehilangan jati diri sebagai orang Sidrap.”
Dan kalimat itu, diucapkan tanpa naskah, sering menjadi pembuka dalam pertemuannya dengan petani.
Kunci Sidrap bukan hanya pada lahan yang luas — 52.227 hektare.
Tapi pada keberanian mengubah cara kerja.
Dulu, bertani hanya diatur musim. Sekarang, diatur manajemen.
Dulu, hasil panen tergantung cuaca. Sekarang, tergantung perencanaan.
Dulu, padi selesai di sawah. Sekarang, berlanjut ke pascapanen, ke pasar, ke branding daerah.
Dan semua itu, pelan-pelan, mulai menunjukkan hasil.
Tapi tidak semua jalan mulus.
Ada masa di mana Sidrap terpuruk.
Lihat 2020 — produksi jatuh dalam.
Minus 71.211 ton. Pandemi membuat segalanya kacau.
Air tak cukup, tenaga kerja terbatas, harga pupuk naik, pasar terhenti.
Namun, dari situ pula Sidrap belajar.
Bahwa kemandirian pangan bukan slogan.
Bahwa ketahanan bukan sekadar rencana.
Dan ketika pandemi berakhir, Bupati Syahar memanfaatkan setiap peluang.
Setiap bantuan, setiap program, setiap kerja sama lintas daerah.
Ia seperti menenun kembali kain pertanian yang sempat robek.
Tahun 2022 jadi titik balik.
Angka naik lagi.
Tahun 2023 sempat menurun karena iklim ekstrem.
Namun Syahar tidak berhenti di situ.

Media Portal Berita Berbadan Hukum
PT WEPRO DIGITAL INDONESIA
Kemenkum HAM RI
No. AHU-0190238.AH.01.11,
Nomor Induk Berusaha: 0809240015028,
Rekening Perusahaan No: 120-003-000013438-6 (Bank Sulselbar)
Jl. Ganggawa No. 149 Tellu Limpoe, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Phone: +62 823 4898 1986
Email:
katasulsel@mail.com (Redaksi)
katasulsel@mail.com ( Marketing )
katasulsel@mail.com ( Kerjasama )


Tidak ada komentar