Senin, 10 Nov 2025

Syaqirah Sidrap di Tengah Bullyan, Sabarlah Nak!

Katasulsel.com
10 Nov 2025 11:54
7 menit membaca

Kadang, luka paling dalam bukan datang dari kegagalan, tapi dari kata-kata orang yang bahkan tak mengenal kita.

By: Edy Basri

Begitulah yang kini dialami Syaqirah.
Gadis belia dari Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, yang sedang berjuang di panggung besar Dangdut Academy 7 Indosiar — justru di saat mimpinya mulai berkilau, badai kata datang dari segala arah.

“Kalau bukan karena Virtual Gift, dia sudah angkat koper.”
“Suara biasa saja. Banyak yang lebih layak.”

Kalimat-kalimat itu berseliweran di kolom komentar. Dingin. Tajam. Kadang lucu, tapi lebih sering kejam.

Mereka bicara seolah tahu segalanya. Seolah perjuangan anak kampung yang menembus panggung nasional bisa diukur hanya dengan satu malam penampilan.

Padahal, mereka tidak tahu betapa panjang jalan yang dilalui Syaqirah untuk sampai ke sana.

Ia tumbuh di rumah panggung kayu di Sidrap.
Bukan di kota besar, bukan pula di sekolah musik.
Suara nyanyiannya dilatih bukan dengan guru vokal, tapi dengan kehidupan sehari-hari — dengan kesederhanaan, dengan doa-doa orangtua yang tulus, dengan keberanian yang lahir dari keterbatasan.

Ketika anak lain belajar menyanyi lewat kursus, Syaqirah belajar lewat mimpi.
Setiap sore, di teras rumah, ia bernyanyi sambil menatap langit.
Ibunya sering tersenyum kecil sambil berkata,

“Kalau kau terus bernyanyi, Nak, mungkin ada yang mendengarkan suatu hari.”

Hari itu datang.

Ketika audisi Dangdut Academy 7 dibuka, Syaqirah mencoba peruntungannya.
Tak ada yang ia bawa kecuali keberanian dan secuil harapan.
Ia datang ke audisi dengan satu koper berisi baju seadanya, sepatu pinjaman, dan suara yang ia rawat sejak kecil.

Siapa sangka, dari ratusan peserta, namanya lolos.
Dan sejak itu, Sidrap punya alasan baru untuk menatap layar televisi setiap malam.

Awalnya semua terasa indah.
Syaqirah tampil dengan senyum malu-malu, mengenakan busana yang sederhana tapi rapi.
Juri memujinya karena pembawaannya yang manis.
Publik pun mulai mengenal: “Oh, ini anak Sidrap.”

Namun seiring langkahnya maju, nada sumbang mulai muncul.
Beberapa penampilan dianggap kurang kuat. Ada yang bilang penjiwaannya belum matang. Ada pula yang dengan enteng berkata, “Sudah waktunya pulang.”

Dan di tengah persaingan yang semakin ketat, muncul tudingan:
Bahwa Syaqirah hanya bertahan karena Virtual Gift (VG) — hadiah virtual dari penonton yang dikonversi menjadi dukungan.

Padahal, apa salahnya jika masyarakat Sidrap dan Sulsel ramai-ramai mengirim gift untuk putrinya sendiri?
Apakah cinta daerah terhadap anaknya sendiri dianggap dosa?

Orang boleh bicara apa saja. Tapi bagi Syaqirah, setiap gift bukan sekadar angka.
Itu tanda bahwa di balik layar, ribuan orang masih percaya padanya.
Bahwa meski tak semua menyukai suaranya, tapi semua tahu hatinya tulus.

Mungkin karena itu tulisan ini perlu diberi judul: Sabarlah, Nak.

Karena dunia panggung tak selalu ramah.
Yang hari ini memuji, bisa jadi besok mencibir.
Yang hari ini menulis “keren banget”, bisa juga menulis “bosan” di minggu berikutnya.

Dan kau, Nak — Syaqirah — baru memulai perjalanan panjang.

Sabar, karena mereka yang melempar batu, kadang hanya iri melihat cahaya.
Sabar, karena yang menertawakanmu hari ini, mungkin diam-diam menontonmu juga.
Sabar, karena suara hati yang tulus tak akan pernah kalah dari komentar yang bising.

Yang perlu kau tahu, banyak mata di Sidrap menatapmu dengan bangga.
Banyak ibu-ibu yang berdoa setiap malam, agar engkau tidak menyerah.
Banyak anak kecil yang ingin menjadi sepertimu — bukan karena popularitasmu, tapi karena keberanianmu.

Waktu akhirnya menjawab semuanya.

Minggu demi minggu, nama Syaqirah tidak tenggelam.
Justru semakin banyak yang mulai memahami bahwa di balik kelembutan wajahnya, ada keteguhan yang keras kepala.
Ia terus belajar, memperbaiki nada, memperdalam penghayatan, dan… ia tidak pernah membalas komentar negatif itu. Tidak satu pun.

Dan hari ini, Syaqirah sudah berdiri di Top 8 Dangdut Academy 7 Indosiar.

Bukan hanya karena Virtual Gift.
Tapi karena kerja keras, doa keluarga, dan dukungan yang terus mengalir dari seluruh penjuru Sulsel.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Media Portal Berita Berbadan Hukum

PT WEPRO DIGITAL INDONESIA
Kemenkum HAM RI
No. AHU-0190238.AH.01.11,

Nomor Induk Berusaha: 0809240015028,
Rekening Perusahaan No: 120-003-000013438-6 (Bank Sulselbar)

Jl. Ganggawa No. 149 Tellu Limpoe, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Phone: +62 823 4898 1986

Email:
katasulsel@mail.com (Redaksi)
katasulsel@mail.com ( Marketing )
katasulsel@mail.com ( Kerjasama )