BTN Resmi Spin Off UUS Jadi Bank Syariah Nasional, Babak Baru Perbankan Syariah Dimulai
Jakarta, Katasulsel.com — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) resmi memasuki fase baru pengembangan bisnis perbankan syariah nasional. Unit Usaha Syariah (UUS) BTN telah bertransformasi menjadi PT Bank Syariah Nasional (BSN) setelah seluruh tahapan pemisahan usaha (spin off) rampung dan memperoleh persetujuan regulator.
Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu, menjelaskan bahwa pemisahan UUS BTN menjadi bank umum syariah (BUS) dilakukan melalui pengalihan seluruh hak dan kewajiban UUS kepada BSN, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Persetujuan tersebut diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Surat Nomor SR-511/PB.02/2025 tertanggal 9 Desember 2025 dan dinyatakan efektif mulai 22 Desember 2025, setelah mendapatkan pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
“Sejak tanggal efektif pemisahan, kegiatan usaha UUS BTN secara hukum berakhir dan seluruh hak serta kewajibannya beralih sepenuhnya kepada Bank Syariah Nasional,” ujar Nixon dalam keterbukaan informasi, Rabu (24/12/2025).
Nixon menegaskan, langkah korporasi ini sejalan dengan Pasal 81 POJK Nomor 12 Tahun 2023 tentang Unit Usaha Syariah, sekaligus memenuhi ketentuan transaksi afiliasi dan transaksi material sebagaimana diatur dalam regulasi OJK.
Dalam struktur kepemilikan, BTN bertindak sebagai pemegang saham pengendali BSN. Saat ini, BTN menguasai 6.620.052.683 saham BSN, atau setara 99,99 persen dari total saham yang ditempatkan dan disetor penuh.
Seiring rampungnya proses spin off, BSN resmi beroperasi secara nasional pada Senin, 22 Desember 2025, melayani nasabah secara serentak di seluruh jaringan kantor cabang di Indonesia.
Direktur Utama BSN, Alex Sofjan Noor, menyebut dimulainya operasional penuh ini sebagai tonggak penting perjalanan BSN menuju bank syariah yang kompetitif, berkelanjutan, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
“Peresmian operasional nasional ini merupakan hasil dari proses panjang yang kami jalani dengan dukungan kuat para pemangku kepentingan. Kami optimistis BSN mampu tumbuh dan mengambil peran strategis dalam ekosistem perbankan syariah nasional,” kata Alex, usai melayani nasabah di Kantor Cabang BSN Jakarta Harmoni.
Dari perspektif ekonomi inklusif, Ismail Suardi Wekke, praktisi keuangan inklusif dan Distinguished Professor di North Bangkok University (Thailand), menilai kehadiran bank syariah baru harus dimaknai lebih dari sekadar perubahan struktur kelembagaan.
“Ekonomi syariah bukan hanya tentang memindahkan transaksi dari konvensional ke bagi hasil, melainkan tentang bagaimana setiap rupiah yang berputar mampu memberikan dampak sosial dan kemaslahatan bagi umat secara luas,” tutur Ismail.
Ia menambahkan, tantangan terbesar ekonomi Islam ke depan terletak pada kemampuan industri mengintegrasikan nilai kepatuhan syariah dengan kecepatan inovasi teknologi.
“Tanpa digitalisasi, ekonomi dan perbankan syariah akan tertinggal dalam melayani ekosistem halal global. Integrasi nilai dan teknologi adalah keniscayaan,” tegasnya.
Saat ini, BSN mengelola aset sekitar Rp71 triliun. Dengan fondasi permodalan yang kuat dan jaringan nasional yang telah berjalan, perseroan menargetkan pertumbuhan aset menembus Rp100 triliun dalam dua tahun ke depan, seiring penguatan pembiayaan perumahan, UMKM, dan sektor-sektor produktif berbasis syariah.
Spin off ini sekaligus menegaskan komitmen BTN dalam memperluas inklusi keuangan syariah, serta memperkokoh posisi BSN sebagai salah satu motor penggerak pertumbuhan industri perbankan syariah nasional. (*)
Editor: Tipue Sultan
Pos Terkait
Tidak ada komentar