banner 650x65

Selasa, 5 Maret 2024, menjadi hari yang suram bagi seluruh wartawan di Bumi Nene Mallomo, termasuk para wartawan yang tergabung dalam Ikatan Wartawan Online (IWO) Kabupaten Sidrap. Kanda Hasman Hanafi..

Oleh: Edy Basri, S.H.
Pemimpin Redaksi Katasulsel.com, Ketua IWO Kabupaten Sidrap

Saya, Edy Basri, bersama keluarga dan segenap anggota pengurus IWO Kabupaten Sidrap, turut berduka cita yang mendalam atas berpulangnya salah satu senior terbaik kami, Bapak Hasman Hanafi.

Saya memohon maaf karena baru bisa menuliskan penghormatan ini beberapa jam setelah menerima kabar kepergian almarhum. Kabar tersebut pertama kali saya dengar dari Dr. Akhwan Ali, eks rekan sejawat sekaligus sepupu almarhum. Saya seperti disambar petir oleh berita tersebut.

Kak Hasman Hanafi, panggilan akrab yang selalu saya gunakan, rencananya saya akan menjenguknya di RS Wahidin Makassar. Saya sudah janjian dengan tiga kawan, yaitu Hasnadiah, Arif Aripin, dan Sumiati, untuk mengunjungi Makassar besok.

Namun, saya hanya bisa terdiam mendengar berita duka tersebut. Bagi saya, Kak Hasman adalah contoh yang teguh dalam prinsip, konsisten dalam perjuangan mencapai cita-cita dan tujuan. Beliau adalah mentor dan motivator yang istimewa bagi saya selama ini.

Gaya penulisannya memiliki ciri khas yang sangat kuat dan disukai banyak orang. Semangatnya dalam bertindak dan sikapnya melampaui kebanyakan wartawan muda. Beliau tidak ragu untuk turun langsung dan berhadapan dengan siapa pun dalam menjalankan tugas-tugas jurnalistiknya.

Almarhum telah pergi, meninggalkan kami semua. Saya belum bisa membalas semua kebaikannya. Beliau telah mendorong setiap wartawan muda untuk tidak pernah berhenti belajar dan berani dalam mengungkap kebenaran. Beliau juga merupakan penengah dan pemberi solusi bagi sesama insan pers di Sidrap yang mengalami kesulitan.

Meskipun saya sering memiliki pandangan yang berbeda dengan beliau, namun kami tetap saling menghargai. Sebagai junior, saya selalu menghormati beliau, dan begitu juga sebaliknya; perlakuannya kepada saya melebihi seorang senior, hingga pada akhirnya beliau menganggap saya seperti adik sendiri.

Dipanggil Khusus

Suatu ketika, almarhum memanggil saya secara khusus. Kami bertemu di sebuah kedai kopi di Kota Pangkajene.

Seperti biasa, beliau memulai pembicaraan dengan menanyakan kabar saya. Kemudian, beliau meminta saran saya mengenai keinginannya untuk mendirikan media online sendiri.

“Saya sudah lelah bekerja sama dengan orang lain, sepertinya sudah saatnya bagi saya untuk membangun media sendiri. Bagaimana pendapatmu tentang hal ini?” tanya almarhum kepada saya.

Sebagai junior, tentu saja saya mendukung rencana beliau. Saya juga menyarankan agar beliau membuat keputusan yang matang sebelum memulai hal baru.

Dua hari kemudian, saya memperkenalkan almarhum kepada seorang pengembang website. Saya juga senantiasa mendampingi beliau hingga media tersebut berhasil dibangun dan beroperasi.

Media tersebut dikelola oleh beliau bersama dengan staf redaksinya untuk beberapa waktu. Namun kemudian beliau berhenti dan membuat media baru dengan nama Infosiar.com. Teman saya, Rachmat, yang membantunya menyelesaikan pembangunan media online tersebut hingga akhir hayatnya.

Semua ini menegaskan betapa hubungan kerja dan persahabatan saya dengan almarhum selama ini sangat baik.

Oh ya, ada satu hal lagi yang luput dari tulisan di atas. Pertemuan terakhir saya dengan almarhum ketika beliau menelepon saya di malam hari, meminta bantuan untuk memperbaiki website yang mengalami masalah.

Saya membuka website tersebut dan menyadari bahwa bukan masalah teknis yang ada, melainkan domainnya yang belum diperpanjang dan sudah kadaluwarsa. Yang paling berkesan dan lucu, almarhum langsung membayar domain tersebut dan berharap agar situsnya aktif kembali pada malam itu juga.

Namun, setelah menunggu cukup lama tanpa aktivasi dari pihak ketiga, atas izin beliau, saya memutuskan untuk berkomunikasi langsung dengan penyedia domain. Ternyata, kami keliru, karena kami membayar domain yang salah, bukan domain yang seharusnya.

Kak Hasman, itulah sebagian dari kisah yang tidak akan pernah saya lupakan. Kini, kau telah lebih dulu pergi meninggalkan kami. Kami hanya bisa mendoakan yang terbaik bagimu, semoga Allah SWT menempatkanmu di surga yang terbaik. Tugas saya, Kak, adalah meneruskan perjuanganmu. (*)

banner 650x900