Katasulsel.com, Maluku — Warga Pulau Buru, Kepulauan Maluku, dibuat gempar setelah ornamen emas murni senilai Rp3 miliar yang berada di kubah Masjid Al Huda di Raja Petuanan Negeri atau Desa Kaiely, hilang dicuri. Ornamen tersebut merupakan hiasan berbentuk lafaz Allah yang berada di ketinggian kubah masjid.

Kejadian ini mengejutkan masyarakat setempat dan menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen. Emas murni seberat 2,6 kilogram yang hilang itu merupakan hasil dari sumbangan warga dan penambang setempat. Pulau Buru dikenal sebagai daerah pertambangan emas yang terletak di Gunung Botak.

Ide untuk membuat kepala kubah masjid berhias emas bermula pada tahun 2014 ketika potensi penggalian emas di Gunung Botak mulai terlihat di petuanan Desa Kaiely. Raja Desa Kaiely saat itu, M. Fuad Wael, ayah dari Fandi Ashari Wael yang merupakan Raja Negeri Petuanan atau Desa Kaiely saat ini, mengumpulkan perangkat desa dan warga untuk membahas inisiatif tersebut. Setelah melalui rapat terbuka, semua warga setuju untuk membuat hiasan kepala kubah masjid dari emas Gunung Botak.

Pada tahun 2015, mereka berhasil mengumpulkan sumbangan emas seberat 2,6 kilogram, yang kemudian dibentuk oleh para pengrajin dari Sulawesi Selatan menjadi kepala kubah masjid berukiran lafaz Allah berbahan emas. Ornamen tersebut menjadi ikon desa dan menjadi kebanggaan masyarakat Pulau Buru.

Namun, kebahagiaan itu berubah menjadi kesedihan ketika emas tersebut hilang dicuri. Warga Desa Kaiely sangat terpukul dan sedih dengan kejadian ini. Mereka merasa kehilangan bagian dari identitas dan kekayaan budaya mereka.

Pencurian emas di kubah masjid ini juga menjadi perhatian serius pihak berwenang. Kepolisian setempat telah melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap pelaku dan mengembalikan ornamen yang berharga ini kepada masyarakat. Mereka berharap dapat menemukan petunjuk yang kuat untuk mengungkap kasus ini secepat mungkin.

Sementara itu, masyarakat Pulau Buru dan netizen di media sosial mengutuk tindakan pencurian ini. Mereka berharap agar pelaku segera ditangkap dan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku. Banyak juga yang menyerukan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan menjaga keamanan lingkungan sekitar.

Kehilangan ornamen emas senilai Rp3 miliar ini juga menjadi peringatan bagi masyarakat dan pemerintah setempat untuk meningkatkan keamanan dan pengawasan di tempat-tempat ibadah. Kejadian ini harus menjadi momentum untuk memperkuat kerja sama antara masyarakat, pemerintah, dan pihak berwenang dalam menjaga keamanan dan keberlanjutan budaya serta warisan berharga yang dimiliki oleh Pulau Buru.

Semoga kasus ini segera terungkap dan emas murni yang hilang dapat dikembalikan kepada masyarakat Pulau Buru. Kejadian ini juga diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi wilayah lain untuk meningkatkan keamanan dan perlindungan terhadap warisan budaya yang berharga.(*)

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com