Sidrap, Katasulsel.com — Dua wanita cantik yang masih belia, usianya berkisar antara 19-23 tahun yang aktif menggunakan aplikasi Mi-Chat membuka pintu ke dalam preferensi mereka dalam mencari pasangan di Sidrap. Wawancara khusus (Wansus) dilakukan pada tanggal 10-15 April 2024 mengungkapkan pandangan unik dari kedua wanita yang memilih untuk merahasiakan identitas mereka ini.
Kedua wanita ini (Pendatang, red), sering berkunjung ke Sidrap dalam pencarian teman kencang. Alasan utama pemilihan Sidrap sebagai lokasi pertemuan adalah karena mayoritas lelaki di sana memiliki hidung belang dan kebanyakan di antara mereka juga berada dalam lingkaran keuangan yang mapan, “Kami tertarik dengan lelaki yang memiliki hidung belang, itu seperti sesuatu yang unik dan menarik bagi kami,” ujar salah satu dari mereka.
Selain itu, mereka juga mengapresiasi ketersediaan hotel, wisma dan kos-kosan yang relatif murah di Sidrap, yang membuat mereka merasa nyaman tinggal di sana. Pandangan unik dari kedua wanita ini memberikan sudut pandang baru tentang alasan kedatangan pendatang ke kota tersebut.
Tanggapan dari masyarakat setempat terhadap pengakuan wanita-wanita ini beragam. Beberapa menganggapnya sebagai hal yang menggelikan, sementara yang lain merasa prihatin dengan fenomena tersebut. Namun, pendapat dari pihak berwenang atau tokoh masyarakat setempat belum tersedia hingga saat ini.
Namun, sementara dua wanita ini memberikan pandangan pribadi mereka, Pemerintah Kabupaten Sidrap dan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) juga tidak tinggal diam dalam menghadapi masalah prostitusi online yang semakin meresahkan di daerah tersebut.
Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Sidrap, Muh Yusuf Dollah Mando, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam menangani permasalahan ini. “Kami bersama Forkopimda Sidrap akan terus melakukan pengawasan dan menggencarkan Operasi Yustisi jika perlu,” tegasnya.
Pernyataan dari Pj Sekretaris Daerah Sidrap menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menangani masalah prostitusi online yang semakin mengkhawatirkan. Langkah-langkah tegas ini diharapkan dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat setempat dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh praktik tersebut.
Sementara itu, pandangan dari berbagai kalangan terhadap fenomena ini masih terus berkembang. Tanggapan dari pihak berwenang atau tokoh masyarakat setempat, serta reaksi masyarakat secara keseluruhan, diharapkan dapat membantu menemukan solusi yang tepat dalam menangani masalah ini.
Demikianlah, pandangan unik dari “wanita Mi-Chat” memberikan sudut pandang yang menarik tentang preferensi mencari pasangan, sementara komitmen keras Pemerintah Kabupaten Sidrap menunjukkan upaya serius dalam menjaga keamanan dan ketertiban di daerah tersebut. (*)
Tinggalkan Balasan