banner 600x50

Sidrap, katasulsel.com – Pada Pilkada 2024 yang akan datang, nama H. Mashur dan H. Nasiyanto (HAMAS-MO), kian disukai publik Sidrap.

Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati ini, berhasil menarik perhatian masyarakat dengan tiga prinsip utama yang mereka junjung tinggi.

Menghormati Adat:

H. Mashur dalam berbagai lawatannya, senantiasa menekankan pentingnya menghormati adat istiadat.

Dalam setiap kesempatan, ia mengajak masyarakat untuk kembali ke akar budaya dan tradisi lokal.

Menurut Mashur, penghormatan terhadap adat tidak hanya mencakup kearifan lokal, tetapi juga hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa.

“Menghormati adat berarti menghargai satu sama lain, terutama yang lebih tua, dan memelihara nilai-nilai luhur yang telah diwariskan turun-temurun,” ujar Mashur.

banner 200x200

Komitmen ini sejalan dengan keinginan banyak warga yang merindukan pengembalian nilai-nilai budaya ke dalam kehidupan sehari-hari.

Mematuhi Aturan Negara:

Prinsip kedua yang selalu diucapkan H. Mashur, adalah kepatuhan terhadap hukum dan peraturan negara.

Mashur menegaskan, korupsi adalah pelanggaran serius yang harus dihindari.

Ia bahkan megingatkan para pendukungnya yang tidak sepaham dengan visi anti-korupsi ini, untuk tidak ikut serta dalam pergerakannya.

“Kami tidak mentolerir segala bentuk penyimpangan, terutama korupsi. Jika Anda tidak sejalan dengan prinsip ini, lebih baik tidak mendukung kami,” tegas Mashur.

Pernyataan ini mendapat sambutan positif dari warga yang menginginkan kepemimpinan bersih dan transparan.

Mematuhi Aturan Agama:

Prinsip ketiga yang selalu disampaikan H. Mashur, adalah kepatuhan terhadap aturan agama.

H. Mashur menegaskan bahwa prinsip ini berlaku untuk semua agama yang ada di Indonesia, baik Islam, Kristen, Hindu, maupun agama lainnya.

Ia menekankan pentingnya setiap individu mematuhi aturan agama sesuai dengan keyakinan masing-masing, terutama di Sidrap.

“Kami menghargai setiap agama dan meyakini bahwa mengikuti aturan agama adalah bagian penting dari kehidupan yang harmonis,” ujar Mashur.

Rupanya, pernyataan yang sudah seringkali diutarakan H. Mashur ini, diterima dengan penuh semangat dan antusiasme oleh masyarakat dan penganut agama yang melihat adanya keterbukaan dan penghargaan terhadap perbedaan keyakinan. (*)