banner 600x50

Sabtu malam yang cerah, 26 Oktober, menjadi saksi kehangatan budaya Indonesia di Amerika, negeri ‘Uncle Sam

Oleh: M. Kamil Anwar dan M. Saleh Mude

KOMUNITAS Indonesia yang berada di Connecticut, dalam naungan Indonesia Association of Connecticut (IAC), menggelar acara tahunan ke-17, bertajuk Indonesian Diaspora Friendship Night. Acara ini diselenggarakan di Ring Hall Performing Arts Hall, Wesleyan University, di Middletown, CT.

Deretan logo perusahaan milik orang Indonesia di Amerika berjejer rapi. Mereka adalah sponsor setia yang memberikan dukungan, mulai dari KJRI New York hingga Lili Cleaners & Alterations. Seakan mengingatkan kita, bahwa meskipun jauh, tali persaudaraan tetap terjalin.

Ketua IAC, Muhammad Saleh Mude, membuka acara dengan semangat. “Welcome to our night!” sapanya, menyapa lebih dari dua ratus penonton yang hadir. Dalam suasana hangat itu, ia menggarisbawahi tujuan utama malam ini: mempererat silaturahmi antar-diaspora di tanah yang jauh dari Indonesia.

Seperti embun pagi yang membawa harapan, Hanny Pongoh, salah satu penasehat IAC, menambahkan bahwa cinta pada Indonesia tidak mengenal batasan. “Siapapun yang mencintai Indonesia, meskipun bukan orang Indonesia, dipersilakan bergabung,” katanya, menyentuh hati semua yang hadir.

Acara ini tidak hanya sekadar perayaan. Dengan 14 susunan acara yang melibatkan anak-anak hingga orang dewasa, malam itu adalah pentas budaya yang semarak. Anak-anak berbakat dari Connecticut bahkan tampil dua kali dalam Tari Merak dan Fashion Show. Mereka adalah bintang-bintang kecil yang bersinar di panggung.

Tak ketinggalan, 12 mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI), yang sedang menempuh studi di Hartford International University (HIU), meramaikan acara dengan Tari Saman, Nusantara Medley Song, dan Kesenian Angklung. Suara angklung yang merdu menggema, membawa penonton menelusuri lorong nostalgia ke kampung halaman.

Berbagai kesenian tradisional lainnya juga ditampilkan. Ada Tari Golek Ayun-Ayun oleh Mba Dewa, Tari Tor-Tor dari Diaspora asal Sumatera Utara, dan Tari Jawa oleh Ibu Dini, seorang pengajar di Yale University. Dalam suasana yang ceria, Connecticut Band Group, yang baru terbentuk dua minggu lalu, membawakan empat lagu, menghipnotis penonton dengan melodi yang mengalun indah.

Keseluruhan acara dipandu oleh trio MC: Ibu Debby Zakka Pongoh, Hawwa Djuned, dan Uchie Talehala Brisport, yang lincah dan menghibur. Mereka adalah penghubung antara penonton dan pentas seni yang megah.

Seorang tamu kehormatan, Bapak Winanto Adi, perwakilan KJRI New York, hadir dan memberikan penghormatan. “Malam budaya ini adalah wadah yang sangat baik untuk menjaga soliditas persaudaraan masyarakat Indonesia di perantauan,” ujarnya, mengapresiasi semangat persatuan yang terpancar malam itu.

Acara Malam Budaya ini lebih dari sekadar perayaan. Ia adalah jembatan yang menghubungkan hati para diaspora. Bukti bahwa cinta pada tanah air tidak pudar meski terpisah lautan dan benua. Di pantai timur Amerika, Indonesia tetap hidup dalam jiwa mereka. A beautiful reminder of home, no matter how far away you are.