Dua Balita Ditemukan Berpelukan dalam Lemari Saat Kebakaran di Kendari
Kendari — Di balik puing hangus di Jalan Raden Suprapto, Punggolaka, tersimpan kisah memilukan: dua balita kakak beradik ditemukan tak bernyawa dalam pelukan terakhir, terkurung dalam lemari saat rumah mereka dilalap si jago merah.
Adalah ANP (3 tahun) dan sang adik AZP (1 tahun), yang menjadi korban dalam tragedi kebakaran rumah pada Selasa siang, 6 Mei 2025. Tubuh mungil keduanya ditemukan petugas dalam posisi saling mendekap—sebuah pemandangan memilukan yang takkan mudah dilupakan warga sekitar.
Dua saudara mereka lainnya, S (4) dan N (3)—kembar dari ANP—selamat namun mengalami luka bakar serius. Kini mereka terbaring lemah di rumah sakit, berjuang di antara rasa sakit dan kehilangan yang mungkin belum mereka mengerti sepenuhnya.
Saat api berkobar hebat sekitar pukul 14.00 WITA, sang ibu, SA (23), sedang berada di luar rumah. Ia meninggalkan keempat anaknya untuk membeli makanan cepat saji—yang kini hanya jadi simbol duka dalam bungkusan plastik yang tak sempat dibuka.
“Saya pulang, rumah sudah terbakar,” ucap SA lirih, air matanya jatuh saat memeluk bungkusan makanan yang kini hanya menjadi saksi bisu niat baik yang berubah jadi bencana.
Sang ayah, AR, yang kabarnya telah berpisah dengan SA, terlihat terpukul saat menggendong jasad anaknya menuju peristirahatan terakhir. Tangis mewarnai pemakaman dua balita itu, Rabu pagi, di TPU Punggolaka, tak jauh dari titik api bermula.
“Baku peluk kemarin itu… kasian,” ucap salah satu pelayat, menggambarkan kondisi kedua korban saat ditemukan—mengepal ketakutan di balik pintu lemari, mungkin berharap tempat sempit itu bisa menjadi perisai.
Sementara itu, kakek korban, Y (51), baru tahu rumahnya terbakar saat dalam perjalanan pulang dari Unaaha, membawa cucu tertuanya, AG (6), yang pada akhirnya selamat dari tragedi karena ikut dengannya bekerja.

“Saya tinggalkan pagi, tidak tahu anak-anak tinggal sendiri,” ujarnya pilu. Y adalah pemilik rumah sekaligus sosok yang disebut sangat dekat dengan keempat cucu korban kebakaran.
Pihak kepolisian dan tim pemadam kebakaran masih menyelidiki penyebab pasti kebakaran. Dugaan awal belum mengarah ke korsleting ataupun kelalaian tunggal. Tim Damkar menerima laporan sekitar pukul 14.21 WITA dan menerjunkan dua unit mobil pemadam serta satu ambulans ke lokasi. Namun, kobaran api terlalu cepat menjalar.
Rumah kayu sederhana itu kini hanya menyisakan arang, dinding gosong, dan kenangan yang mengiris. Di antara sisa arang, dua nyawa kecil telah pergi—meninggalkan duka mendalam yang tak terhapuskan. (*)