Anak-Anak SDIT Khairul Rahman Belajar Cinta Tanah Air di Markas Brimob Polda Sumut
Medan, katasulsel.com — Dengan mata berbinar dan semangat menggelora, sebanyak 48 siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Khairul Rahman memasuki kawasan Markas Komando Satuan Brimob Polda Sumatera Utara, Rabu, 14 Mei 2025.
Didampingi 9 guru pendamping, anak-anak usia sekolah dasar ini menjalani pengalaman belajar luar ruang yang tak biasa—berjumpa langsung dengan pasukan elit Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Kegiatan edukatif yang berlangsung di Auditorium Dhirabrata, Jl. Bhayangkara No.293, Medan, disambut hangat oleh Kepala Subbagian Perencanaan dan Keuangan, Kompol I Wayan Danu Wijaya, S.H., M.H.
Para siswa tampak antusias menyimak penjelasan mengenai tugas dan fungsi vital Korps Brimob Polri, terutama dalam menjaga stabilitas dan keamanan nasional di tengah dinamika ancaman yang kompleks.
Yang paling memikat perhatian anak-anak adalah sesi bersama Detasemen Gegana. Mereka tidak hanya mengenal berbagai unit seperti Wanteror, Jibom, dan KBR (Kimia, Biologi, Radioaktif), tetapi juga melihat langsung peralatan dan kendaraan taktis yang digunakan dalam operasi berisiko tinggi.
Beberapa siswa bahkan mendapat kesempatan langka untuk menaiki kendaraan lapis baja, menyatu sejenak dalam dunia para patriot bangsa.
“Senang banget bisa lihat langsung mobil Brimob yang besar! Aku jadi ingin jadi polisi nanti,” ujar Fathir, siswa kelas 5, dengan wajah sumringah.
Momen penuh inspirasi ini tidak hanya memberi pengetahuan baru, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga serta hormat terhadap profesi kepolisian. Komandan Satuan Brimob Polda Sumut, Kombes Pol. Rantau Isnur Eka, S.I.K., M.M., M.H., M.Han., menyampaikan apresiasi kepada para siswa dan pihak sekolah atas kunjungan tersebut.

“Semoga pengalaman ini dapat membuka wawasan dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan sejak dini,” ujar beliau.
Kunjungan ini menjadi bukti bahwa pendidikan karakter dan cinta tanah air dapat ditanamkan sejak usia belia, bukan hanya lewat buku pelajaran, tetapi juga melalui interaksi nyata dengan para penjaga keamanan negeri.
Di tengah barisan pasukan bersenjata, anak-anak itu pulang membawa pelajaran besar: menjadi bagian dari Indonesia yang kuat, bermartabat, dan penuh harapan. (edybasri)