banner 640x200

Parepare Mau Jadi Sentra Jagung, Tapi Siapa yang Mau Pegang Cangkul?

Sebagian besar penganggur berasal dari Generasi Z, kelompok yang cenderung pragmatis dan enggan terlibat dalam pekerjaan fisik berbasis lahan seperti pertanian.

Ini menimbulkan dilema ketika pembangunan agribisnis diharapkan menjadi solusi instan bagi tingginya pengangguran.

Luas lahan pertanian di Parepare sendiri sangat terbatas dibandingkan daerah agraris sekitarnya seperti Sidrap atau Pinrang. Tanpa pendekatan teknologi tinggi seperti precision agriculture, drone mapping, atau sistem smart irrigation, pengembangan pertanian intensif akan menghadapi keterbatasan daya dukung ekologis.

Di sisi lain, pertanian jagung membutuhkan perencanaan agroklimat yang matang, mengingat kebutuhan optimal tanaman jagung terhadap sinar matahari, tingkat pH tanah yang seimbang (sekitar 5,5–7,0), serta manajemen input seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang presisi.

β€œKalau hanya mengandalkan pola tanam konvensional dan tenaga kerja manual, kita akan kalah dari daerah lain yang lebih siap secara sumber daya,” tambah La Ode.

Pemerintah daerah bersama lembaga pendidikan tinggi seperti Unhas diharapkan bisa merancang skema integrasi pendidikan dan pelatihan berbasis agripreneurship, agar pertanian tak lagi dipandang sebagai pekerjaan kelas dua.

Pendidikan vokasional berbasis agribisnis yang terintegrasi dengan value chain management dan post-harvest technology menjadi kunci untuk menyiapkan tenaga kerja milenial yang adaptif.

Hal ini juga dapat diperkuat dengan model kerja sama tripartit antara pemerintah, perguruan tinggi, dan sektor swasta.

banner 300x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup
banner 1920x480