Maros, katasulsel.com – Empat perguruan tinggi di Kabupaten Maros duduk satu meja bersama Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Maros, Senin (1/9/2025). Pertemuan ini berlangsung setelah penandatanganan nota kesepahaman antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi, dan berfokus pada penyiapan tenaga kerja yang berdaya saing.
Kepala Disnakertrans Maros, Andi Patiroi Sambaloge, menekankan pentingnya sinergi antara dunia akademik dan kebutuhan industri. “Kami melihat adanya kesenjangan antara kompetensi lulusan dengan kebutuhan nyata perusahaan. Kerja sama ini diharapkan bisa menjembatani kesenjangan itu,” ujarnya.
Ia menambahkan, Disnakertrans siap memfasilitasi magang, pelatihan, hingga bursa kerja, termasuk program penyiapan magang ke Jepang.
Dari pihak perguruan tinggi, Assoc. Prof. Dr. Siti Yulidhar Hanusari menyambut baik gagasan tersebut. Menurutnya, perguruan tinggi harus memastikan lulusannya tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga menguasai keterampilan praktis. “Kami siap meninjau kurikulum, memperkuat vokasi, dan menyesuaikan dengan tuntutan pasar kerja,” katanya.
Sementara itu, akademisi Ismail Suardi Wekke menegaskan bahwa penguasaan bahasa asing harus menjadi prioritas. “Bahasa Inggris bukan lagi nilai tambah, tapi keharusan. Bahkan bahasa Jepang, Mandarin, dan Arab juga perlu dikuasai sesuai sektor. Tanpa itu, lulusan kita akan sulit bersaing,” ujar Ismail.
Ia menyarankan agar perguruan tinggi dan Disnakertrans merancang program intensif, termasuk sertifikasi TOEFL atau IELTS, untuk mahasiswa dan pencari kerja.
Pertemuan ini diakhiri dengan komitmen bersama membentuk tim kerja gabungan untuk mengawal implementasi hasil diskusi. Kesepakatan tersebut menjadi langkah awal Maros dalam menyiapkan tenaga kerja yang mampu menembus pasar nasional maupun internasional. (*)
Tidak ada komentar