Kamis, 16 Okt 2025

Nurdin Abdullah Tinggalkan Perindo, Disebut Ada Benturan Karakter

Katasulsel.com
16 Okt 2025 12:30
4 menit membaca

Makassar, Katasulsel.com — Keputusan mengejutkan datang dari mantan Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Nurdin Abdullah.

Baru seumur jagung bergabung di Partai Perindo, tokoh akademisi yang dikenal santun itu tiba-tiba memutuskan mundur dari jabatan Ketua Dewan Pakar Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perindo.

Surat pengunduran dirinya bertanggal 3 September 2025, sudah masuk ke meja DPP di Jakarta — hanya sebulan lebih setelah dirinya resmi dilantik.

Langkah mundur ini sontak memunculkan banyak tafsir.

Bukan semata karena Nurdin baru saja memberi “energi baru” kepada Perindo Sulsel pada Agustus lalu, tetapi juga karena gaya kepemimpinannya yang jarang membuat keputusan tergesa.

Dalam surat singkat yang bocor ke publik, ia menulis mundur “tanpa paksaan, dengan penuh kesadaran.”

Tak ada alasan politik, tak ada drama. Hanya tanda tangan dan kalimat penutup yang penuh sopan santun.

Namun, diamnya Nurdin justru menimbulkan riuh tafsir. Apakah ia tidak menemukan ruang yang pas di Perindo? Atau ada tawaran politik lain yang lebih sejalan dengan karakternya?

Pakar komunikasi politik dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Prof. Firdaus Muhammad memberi tanggapan.

Ia menilai langkah Nurdin itu bisa dimaknai sebagai “benturan karakter.”

Menurutnya, Nurdin Abdullah adalah figur akademisi yang terbiasa bekerja dalam sistem rasional dan terukur, bukan dalam pola partai yang kerap dinamis dan penuh gesekan.

Pak Nurdin itu konseptor, bukan pekerja politik agresif. Ketika ditempatkan di posisi yang tidak strategis, misalnya hanya simbol dewan pakar, bisa jadi beliau merasa ruang kontribusinya sempit,” ujarnya.

Firdaus menambahkan, Perindo sebenarnya beruntung saat berhasil menarik Nurdin bergabung. Sosoknya membawa citra bersih dan intelektual yang langka di dunia politik.

Namun, bila partai tidak mampu menempatkannya dalam peran yang proporsional, hasilnya bisa seperti sekarang — tokoh besar pergi sebelum sempat menanam akar.

Di sisi lain, mundurnya Nurdin dinilai turut mengikis magnet elektoral Perindo di Sulsel. Figur seperti Nurdin, dengan reputasi nasional dan basis loyalis yang masih solid, kerap menjadi jembatan antara partai dan publik.

Nama besar seperti Nurdin Abdullah memberi nilai tambah, terutama untuk membangun kepercayaan publik. Tapi karena beliau belum ikut dalam momentum pemilu bersama Perindo, dampak elektoralnya belum bisa diukur secara ilmiah,” ujar pengamat politik Universitas Hasanuddin, Andi Ali Armunanto.

Ia menilai, efek nyata mundurnya Nurdin lebih bersifat simbolik. Di mata masyarakat, hilangnya sosok dengan citra positif bisa membuat Perindo kehilangan sebagian daya tariknya. Namun bagi internal partai, ini sekaligus ujian kedewasaan dalam menjaga konsolidasi dan arah strategi politik jangka panjang.

Kepergian Nurdin memperlihatkan satu persoalan klasik yang kerap dialami partai muda: ketergantungan berlebih pada figur.

Perindo, sebagaimana disorot para pengamat, belum memiliki narasi politik yang kuat dan identitas yang mudah dikenali publik.

Bersambung….

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Media Portal Berita Berbadan Hukum

PT WEPRO DIGITAL INDONESIA
Kemenkum HAM RI
No. AHU-0190238.AH.01.11,

Nomor Induk Berusaha: 0809240015028,
Rekening Perusahaan No: 120-003-000013438-6 (Bank Sulselbar)

Jl. Ganggawa No. 149 Tellu Limpoe, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Phone: +62 823 4898 1986

Email:
katasulsel@mail.com (Redaksi)
katasulsel@mail.com ( Marketing )
katasulsel@mail.com ( Kerjasama )