Jumat, 24 Okt 2025

Mahasiswa UNAIM Yapis Wamena Bersiap Jelajah Asia Tenggara

Katasulsel.com
22 Okt 2025 20:43
Feature 0 336
4 menit membaca

Tidak lama lagi mereka bertolak jauh ke dua negara; Malaysia dan Thailand.

Oleh: Edy Basri

Suasana kampus Pascasarjana Universitas Amal Ilmiah (UNAIM) Yapis Wamena, tampak berbeda dari biasanya saat saya tiba.

Terik matahari Papua tidak membuat para mahasiswa kehilangan semangat.

Sebanyak 55 mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Manajemen tengah sibuk.

Mereka bersiap berangkat mengikuti Lokakarya Regional Asia Tenggara, berlangsung 25–31 Oktober 2025, di dua negara: Malaysia dan Thailand.

Di teras kampus, terdengar tawa bercampur canda.

Dokumen perjalanan dibagi-bagi, koper dan tas ransel ditata rapi, sambil sesekali mereka saling bertanya: “Siapa yang bawa charger cadangan?” atau “Paspor sudah lengkap belum?”

Semua terlihat sibuk tapi hangat. Ada rasa tegang, tapi lebih terasa semangat.

Perjalanan ini bukan sekadar jalan-jalan. Ini lokakarya akademik, seminar internasional, dan kunjungan ilmiah ke tujuh perguruan tinggi ternama: UCYP University, Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA), Fatoni University, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTeM), Universiti Malaysia Terengganu (UMT), dan Yala Rajabhat University.

Direktur Pascasarjana UNAIM Yapis Wamena, Dr. Tiomy Butsianto Adi, SE., M.Si., menyambut saya di ruang kerjanya. Ia tersenyum, mata berbinar.

Lokakarya ini momentum penting. Mahasiswa bisa berdiskusi, berkolaborasi, dan mempresentasikan proposal tesis serta hasil penelitian di forum akademik internasional,” ujarnya.

Ia menambahkan, ini adalah lokakarya kedua. Tahun sebelumnya sukses. Agenda tahunan ini dirancang memperluas jejaring akademik internasional mahasiswa sekaligus memperkuat posisi UNAIM Yapis Wamena di Asia Tenggara.

Yang menarik, mayoritas peserta adalah putra-putri asli Papua Pegunungan.

Ada yang sudah bekerja di pemerintahan provinsi, kabupaten, BUMN, dan sektor swasta. Mereka bukan mahasiswa biasa.

Mereka membawa pengalaman profesional. Diskusi akademik jadi lebih hidup. Tidak sekadar teori, tapi juga praktik di lapangan.

Saya berjalan ke teras kampus, melihat mereka berceloteh, bercampur canda dan serius.

Ada yang mengecek paspor, ada yang menata koper, ada yang sibuk dengan laptop untuk terakhir kali mengecek presentasi. Mereka bersemangat, tapi juga sadar, perjalanan ini penting.

Dr. Tiomy menatap saya serius. “Lokakarya ini juga penguatan kelembagaan. Kami menyiapkan fondasi agar UNAIM bisa membuka program doktor di Papua Pegunungan. Komitmen menghadirkan pendidikan tinggi berkualitas di wilayah timur Indonesia.”

Saya tertarik pada komentar salah satu mahasiswa, Maria, asli Wamena. “Ini pengalaman pertama saya ke luar negeri,” katanya sambil tersenyum malu.

“Senang bisa belajar langsung dari universitas lain. Bisa melihat praktik manajemen modern, berdiskusi dengan akademisi internasional. Bukan sekadar teori.”

Di sela persiapan, saya sempat melihat interaksi lain. Rudi, bekerja di instansi pemerintah, menanyakan strategi presentasi: “Bagaimana supaya proposal tesis saya menarik bagi dosen dan mahasiswa di luar negeri?”

Temannya, Yohana, menimpali sambil tertawa: “Yang penting jangan gugup. Ingat, kita di sini belajar, bukan lomba.”

Semua terlihat cair, alami, tapi juga serius. Ada campuran rasa gugup, senang, dan penasaran. Angin sore membawa aroma kopi yang baru diseduh dari kantin kampus.

Hangat, menenangkan, memberi energi tambahan sebelum mereka menapaki perjalanan internasional pertama mereka.

Dr. Tiomy menambahkan, lokakarya ini akan memberi pengalaman tak ternilai. Mahasiswa akan belajar, berdiskusi, dan menyerap cara universitas lain mengelola pendidikan dan penelitian.

“Setiap pengalaman akan dibawa pulang. Tidak hanya pengetahuan, tapi juga jaringan internasional dan cara berpikir global,” katanya.

Ketika saya menatap wajah-wajah mahasiswa, saya sadar: perjalanan ini bukan sekadar akademik. Ini perjalanan membentuk karakter, membangun rasa percaya diri, membuka wawasan global, dan memperkuat akar mereka sebagai putra-putri Papua Pegunungan.

Sepekan di Malaysia dan Thailand akan penuh kegiatan, seminar, dan kunjungan ilmiah. Setiap universitas menjadi laboratorium pengalaman.

Setiap diskusi menjadi benih kolaborasi. Dan setiap senyum mahasiswa adalah tanda energi baru yang akan mereka bawa pulang ke Wamena.

Dr. Tiomy menutup percakapan dengan kata-kata yang ringan tapi dalam: “UNAIM berkomitmen memberi pengalaman terbaik bagi mahasiswa Papua. Agar mereka berdaya saing global dan berkontribusi nyata dalam pembangunan daerahnya.”

Saya menatap mereka lagi. Ransel sudah siap. Paspor di tangan. Semangat terpancar. Ini bukan sekadar perjalanan akademik. Ini awal dari sesuatu yang lebih besar.

Sebuah perjalanan dari Wamena, menembus batas negara, membawa ilmu, pengalaman, dan semangat membangun Papua Pegunungan. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Media Portal Berita Berbadan Hukum

PT WEPRO DIGITAL INDONESIA
Kemenkum HAM RI
No. AHU-0190238.AH.01.11,

Nomor Induk Berusaha: 0809240015028,
Rekening Perusahaan No: 120-003-000013438-6 (Bank Sulselbar)

Jl. Ganggawa No. 149 Tellu Limpoe, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Phone: +62 823 4898 1986

Email:
katasulsel@mail.com (Redaksi)
katasulsel@mail.com ( Marketing )
katasulsel@mail.com ( Kerjasama )