Syaqirah Tampil Maksimal, Bupati Sampai Menangis di Sidrap Karena Terharu
Pasukan pendukung Andi Syaqirah “Tadi kamu sempat gugup?” tanya saya.
Ia tertawa.
“Gugup pasti. Tapi saya ingat kata IJ sebelum naik: jangan takut, nyanyilah untuk semua yang percaya padamu.”
Ia menatap ke langit-langit.
“Dan saya nyanyi untuk mereka.”
Di luar studio, udara Jakarta mulai dingin.
Tapi suasana tetap panas oleh semangat.
Saya melihat Putri Isnari DA, datang bersama ibu mertuanya dari Kalimantan Timur.
“Jauh, tapi harus datang,” katanya, sambil melambaikan tangan ke arah Syakirah.
Tidak lama kemudian, muncul Vania LIDA dari Palu.
Ia menepuk bahu Syakirah, memberi ucapan singkat:
“Kamu hebat malam ini.”
Di belakang mereka, tampak Mas Nanang, pencipta lagu, datang bersama istrinya.
Juga Rusdi, atau akrab dipanggil Ical, seorang produser muda.
Mereka ikut larut dalam suasana.
“Anak ini punya warna,” kata Ical.
“Dan warna itu milik Sidrap.”
Saya kembali ke tribun.
Sisa-sisa confetti menempel di lantai.
Bendera-bendera kecil masih bertebaran.
Tapi tidak ada yang meninggalkan sampah.
Penonton tertib. Seperti pesan bupati tadi malam.
Saya duduk sebentar.
Mengamati semua wajah yang tersenyum.
Beberapa memeluk.
Beberapa foto bersama.
Semua masih bicara nama yang sama: Syakirah.
Saya pikir, jarang ada malam seperti ini.
Malam di mana musik, daerah, dan kebanggaan menyatu.
Tanpa politik. Tanpa pamrih.
Hanya cinta pada kampung halaman.
Pos Terkait
Trending Post
Tidak ada komentar