Marching Band OGITA S’DATU Sidrap Torehkan Sejarah di AMBC 2025“OGITA S’DATU adalah salah satu kebanggaan Sidrap. Kami akan terus memberikan dukungan agar anak-anak kita bisa tampil, bersaing, dan berprestasi di tingkat nasional hingga internasional,” ujarnya.
Syaharuddin menilai, kegiatan seperti marching band mengandung nilai ilmiah penting bagi tumbuh kembang anak, seperti penguatan konektivitas neuron motorik, sinkronisasi otak–tubuh, serta pembentukan disiplin emosional.
“Anak-anak yang tumbuh dalam dunia musik dan seni umumnya memiliki kemampuan adaptasi dan daya juang tinggi. Itulah dasar membangun sumber daya manusia unggul,” tambahnya.
Simbol Generasi Inovatif Sidrap
Prestasi OGITA S’DATU juga menjadi penanda bahwa sekolah-sekolah dasar di Sidrap kini semakin aktif membangun sistem pembinaan non-akademik berbasis sains dan seni (STEAM Education).
Marching Band, yang memadukan Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics, kini menjadi sarana untuk melatih kemampuan berpikir sistematis sekaligus imajinatif.
Dalam setiap hentakan drum dan langkah serentak para pemainnya, terkandung konsep neurosynchronization — kolaborasi otak kanan dan kiri yang melatih konsentrasi dan daya fokus siswa.
Pakar pendidikan menyebutnya sebagai bentuk “pembelajaran multisensorik”, di mana stimulus visual, auditori, dan kinestetik berpadu membentuk kesadaran kolektif dan semangat tim yang kuat.
Warisan Musik, Cermin Disiplin
Marching Band OGITA S’DATU lahir dari tradisi panjang pembinaan seni di SDN 1 Amparita, yang sejak awal menanamkan prinsip “Discipline in Motion” — disiplin yang bergerak.
Melalui latihan rutin, para siswa belajar bahwa musik bukan hanya suara, melainkan struktur waktu dan ruang yang membutuhkan koordinasi presisi.
“Di balik setiap tepukan tangan penonton, ada ribuan jam latihan dan ratusan kali koreksi formasi. Tapi dari situlah lahir nilai perjuangan,” ungkap pelatih muda Fikry Ismail, yang juga putra dari Wakil Bupati Sidrap.
Inspirasi untuk Daerah Lain
Keberhasilan OGITA S’DATU Sidrap menjadi studi kasus menarik dalam pengembangan ekstrakurikuler berbasis riset. Banyak sekolah lain kini meniru pola pelatihannya, yang menekankan evaluasi berbasis data — mulai dari tempo stabilitas, kualitas harmonisasi, hingga postur ergonomis pemain.
Model ini disebut sebagai bagian dari applied learning method yang selaras dengan Kurikulum Merdeka, di mana kompetensi tidak hanya diukur dari teori, tetapi dari kemampuan nyata dalam berekspresi dan berkolaborasi.
Prestasi yang Menginspirasi
Cahaya senja di GOR Sudiang hari itu menjadi saksi lahirnya babak baru dalam sejarah pendidikan musik Sidrap. Ketika nama OGITA S’DATU diumumkan sebagai juara umum, tangis bahagia para pemain kecil pecah dalam pelukan pelatih dan guru mereka.
Bagi Sidrap, prestasi ini bukan sekadar deretan piala dan medali, tetapi bukti nyata bahwa inovasi, disiplin, dan kolaborasi dapat melahirkan generasi yang tangguh — generasi yang menari di antara irama ilmu dan semangat kebangsaan.
“Saya berharap capaian ini menjadi motivasi bagi sekolah-sekolah lain. Bahwa kreativitas adalah bagian dari kecerdasan, dan prestasi adalah hasil dari cinta terhadap apa yang kita lakukan,” tutup Bupati Syaharuddin. (edybasri)
Pos Terkait
Trending Post
Tidak ada komentar