AKP Setiawan Sunarto bersama keluarga kecilnyaSaya tidak tahu apakah ia sadar, kalimat itu seperti refleksi kecil tentang wajah kepolisian yang ideal — wajah yang jujur, sederhana, dan tidak takut kehilangan demi kebenaran.
Siang ini, pas 10 November, hari Pahlawan, saya menulis catatan ini dengan perasaan campur aduk.
Antara bangga dan rindu, antara kehilangan dan syukur.
Bangga karena pernah mengenal perwira seperti dia. Pahlawan yang saya kenal pertama kali saat duduk bersama dengan Kapolres Sidrap AKBP Dr. Fantry Taherong, suatu malam di halaman Polres.
Rindu karena tahu, tidak mudah menemukan sosok seperti itu lagi.
Bagi Sidrap, AKP Setiawan Sunarto bukan hanya Kasat Reskrim.
Ia simbol dari kerja tanpa pamrih, dari dedikasi tanpa drama, dari integritas yang tidak dibuat-buat.
Dan bagi saya pribadi, ia adalah adik yang saya hormati, dan komandan yang saya kagumi.
Selamat bertugas di tempat baru, Adindaku.
Bawalah semangat Sidrap ke mana pun engkau melangkah.
Integritasmu akan tetap kami kenang, bukan karena jabatanmu, tapi karena cara engkau memperlakukan manusia — dengan rasa.
Sidrap kehilanganmu hari ini,
tapi negeri ini mendapatmu kembali dalam panggung yang lebih luas.
Selamat jalan, Komandan.
Selamat bertugas di tempat yang baru, Dik.
Tetaplah jadi polisi yang tidak pernah menjauh dari hati rakyatmu. (*)
Tidak ada komentar