Kembalinya Ruang Belajar di Pesisir Paotere, MakassarLalu tibalah hari ketika ruang belajar itu berubah menjadi panggung besar bernama Etno Festival 2025.
Festival itu bukan sekadar acara. Ia adalah perayaan dari semua keberanian yang perlahan tumbuh di balik tembok sekolah pesisir. Perayaan dari suara-suara kecil yang sebelumnya hanya terdengar di balik pintu rumah papan. Perayaan dari rasa percaya diri yang baru pertama kali menyentuh dada anak-anak Paotere.

Acara berlangsung di UPT SDN Patingalloang 1. Tempatnya sederhana, namun suasananya tidak. Dari awal, ruangan sudah dipenuhi energi yang berbeda—seperti tungku yang nyala apinya pelan, tapi hangatnya bisa dirasakan oleh siapa saja yang masuk.
Anak-anak datang dengan pakaian terbaik yang mereka punya. Ada yang memakai baju rapi, ada yang memakai pakaian tradisional, ada yang memegang teks cerita dengan tangan sedikit gemetar. Semuanya duduk menunggu giliran tampil, mengatur napas, dan memegang mimpi yang mungkin baru pertama kali terasa begitu nyata.
Festival dibuka dengan lagu Indonesia Raya, lalu sambutan dari Founder Etno Adventure dan Project Leader ETNOMAGGURU. Keduanya berbicara bukan sebagai pemimpin proyek, melainkan sebagai orang-orang yang telah jatuh hati pada tempat yang mereka bangun perlahan ini.
Dan ketika pertunjukan dimulai, sesuatu yang ajaib terjadi.
Anak-anak yang sehari-hari terlihat biasa tiba-tiba berdiri di panggung dengan keberanian yang sulit dipercaya. Mereka menyanyi. Mereka menari. Mereka membacakan puisi. Mereka bercerita. Mereka melangkah dengan percaya diri, seperti tahu bahwa ada orang-orang yang kini benar-benar ingin melihat mereka bersinar.
Tiga juri dari DP3ADALDUKKB Sulsel, UKM Seni Lentera FBS UNM, dan Duta Maritim Sulsel menilai dengan teliti. Namun lebih dari itu, mereka memberi ruang apresiasi yang anak-anak butuhkan—pukulan kecil di bahu, senyuman, dan kata “kamu hebat” yang mungkin akan terus mereka ingat bertahun-tahun ke depan.
Tepuk tangan menggema berkali-kali. Tidak berlebihan. Tidak dibuat-buat. Tulus.
Di akhir acara, pemenang diumumkan. Sertifikat dibagikan. Hadiah diberikan. Plakat diserahkan. Dan di antara semua sesi formal itu, ada momen-momen kecil yang jauh lebih berarti: sorak gembira, mata berbinar, pelukan sesama teman, dan foto bersama yang akan disimpan bertahun-tahun sebagai bukti bahwa mereka pernah tampil di panggung yang menerima keberadaan mereka sepenuhnya.
Etno Festival 2025 bukan hanya selebrasi seni. Ia adalah bukti bahwa anak-anak pesisir tidak pernah kekurangan kemampuan—yang mereka butuhkan hanyalah ruang.
Dan ETNOMAGGURU, dengan semua upaya kecil dan besarnya, telah membuka satu pintu penting: pintu agar anak-anak Paotere percaya, bahwa masa depan mereka tidak harus berhenti di tepi dermaga.
Di kota besar yang sering lupa bahwa pelabuhan juga punya anak-anak dengan mimpi, sekolah itu kini berdiri sebagai pengingat: bahwa pendidikan, ketika diberi sedikit cinta dan konsistensi, dapat membuat tempat paling sederhana berubah menjadi rumah harapan.
Sekolah Pesisir Paotere masih jauh dari sempurna. Tetapi sekarang, ia tidak lagi berjalan sendiri.
Ia hidup kembali.
Dan kali ini, hidupnya terasa lebih panjang. (*)
Tidak ada komentar