Oleh: Edy Basri
Di antara cahaya lampu sorot dan deretan kursi juri yang berkilau, seorang gadis remaja berdiri di atas panggung. Tegap. Anggun.
Dengan baju bodo modifikasi berwarna merah saga yang memeluk tubuh mungilnya, ia menari. Membuka malam dengan gerakan khas Bugis yang lembut namun bertenaga. Tak ada yang menyangka, dialah peserta termuda di ajang Wonderful Model Indonesia 2025 yang digelar di Gedung Perfilman Usmar Ismail, Jakarta.
Namanya: Ratu Nurhilma Thalita. Umurnya baru menginjak 12 tahun. Tapi keberaniannya, tampak seperti perempuan dewasa yang sudah makan asam garam dunia panggung. Ia mewakili Sulawesi Selatan. Tepatnya dari Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap). Di kompetisi untuk usia 16–20 tahun itu, ia tampil seolah tak tahu bahwa ia adalah underdog. Tak goyah. Tak gemetar.
Padahal, panggung ini bukan habitatnya. Dunia Ratu sebelumnya adalah arena tanding. Tempat ia memutar tendangan, bukan melenggok. Tiga medali emas taekwondo pernah ia sabet. Kini, ia bertarung di jalur baru—catwalk—dan tetap membuat publik ternganga.
Ratu adalah putri semata wayang pasangan Lukman dan Sumiati. Ayah Bugis, ibu Sunda. Kombinasi ini mungkin yang menjadikan paras Ratu menonjol. Tapi bukan itu saja yang membuatnya istimewa. Ia anak pendiam. Jarang bicara. Tapi begitu diberi panggung, ia seperti menyala. Meledak.
Sebelum melangkah ke Jakarta, Ratu sudah lebih dulu mencicipi atmosfer kompetisi. Ia masuk Top 4 Ana’ Dara Malebbi dan Kallolo Magaretta Sidrap 2025. Ia juga tergabung di Barisan Pocil Polres Sidrap Angkatan VIII, dan bersama timnya, pernah meraih Juara Harapan I tingkat Polda Sulsel tahun 2024.
Ia bukan hanya anak rumahan yang tiba-tiba ingin tampil cantik. Ia sudah digembleng oleh berbagai medan. Baik yang menguji fisik, maupun mental.
Tidak ada komentar