Gabung WhatsApp

Ketika Barru Menyimak Soppeng dari Dekat

Katasulsel.com
23 Jul 2025 13:14
Soppeng 0 188
3 menit membaca

Soppeng, katasulsel.com Di balik aroma tajam tembakau yang menguar dari sebuah bangunan sederhana di sudut Kabupaten Soppeng, tampak sekelompok orang berdiri setengah melingkar. Mereka bukan sedang membeli rokok kretek, apalagi membicarakan inflasi.

Mereka tengah menyimak satu pelajaran penting: bagaimana sebuah daerah kecil bisa berpikir besar—dan bertindak sistematis—dalam membangun ekonomi dari apa yang tumbuh di tanahnya sendiri.

Hari itu, Kabupaten Barru datang dengan rombongan pejabat ekonomi, perindustrian, dan perwakilan BUMD. Mereka tak datang membawa protokol rumit. Yang dibawa adalah rasa ingin tahu dan niat belajar. Tujuannya jelas: menyerap ilmu dari Perseroda Soppeng Utama, perusahaan daerah yang belakangan ini mencuri perhatian karena kinerjanya di sektor tembakau.

Mereka disambut oleh Direktur Perseroda Soppeng, Muh. Jufri S.Pi—seorang figur low profile yang bicara pelan tapi tak pernah kehilangan arah. Ia bukan tipe pejabat yang gemar retorika. Kalimatnya pendek, padat, dan bertumpu pada pengalaman lapangan. “Kami hanya menjalankan apa yang ada di depan mata,” ucapnya. Tapi ‘apa yang ada di depan mata’ itu kini menjadi model rujukan lintas kabupaten.

Soppeng tidak punya pabrik besar. Tapi Soppeng punya semangat kecil yang dikelola dengan serius. Sentra Industri Hasil Tembakau (SIHT) mereka bukan sekadar bangunan produksi—ia adalah ruang hidup bagi petani, UMKM, dan komunitas IKM. Di sana, tembakau tidak dibakar habis; ia diolah, disisir, dikeringkan, dan dimuliakan menjadi produk bernilai tambah.

“Yang menarik bagi kami, bukan hanya hasilnya, tapi prosesnya,” ujar seorang pejabat dari Barru. Ia menunjuk pada papan jadwal di dinding ruang kerja SIHT—di sana tercatat dengan tangan siapa yang bertugas menyortir, siapa yang mengemas, dan kapan distribusi dilakukan. Tak ada yang otomatis. Tapi semua berjalan rapi.

Dalam dialog santai selepas kunjungan lapangan, Ketua HIPSTER (Himpunan Pengusaha Tembakau Rakyat), H. Jayadi, menjelaskan bagaimana model ini dilandasi oleh kemitraan setara. “Petani bukan buruh. Mereka mitra. Dan kami yakini, selama kita pegang kepercayaan itu, sistem akan kuat dari bawah,” katanya.

Perseroda Soppeng bekerja dalam tiga poros: pemberdayaan petani, inovasi produk, dan strategi pasar. Di ketiganya, ada filosofi lokal yang selalu hadir—kita kerja sama, bukan saling bergantung. Itulah mengapa SIHT ini tak sekadar unit produksi, tapi juga laboratorium sosial-ekonomi.

Di penghujung kunjungan, tak ada seremoni. Hanya serangkaian jabat tangan dan percakapan kecil di bawah naungan pohon flamboyan tua. Tapi percakapan itu sarat makna. Tentang bagaimana daerah seperti Barru bisa mereplikasi semangat Soppeng, tentu dengan adaptasi yang bijak terhadap karakter lokalnya sendiri.

Karena sesungguhnya, seperti kata Muh. Jufri, “Pembangunan bukan soal besar kecilnya anggaran. Tapi tentang siapa yang mau kerja sungguh-sungguh, mulai dari apa yang kita miliki.”

Dan Soppeng sudah membuktikan itu. (*)

Editor : Harianto

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Media Portal Berita Berbadan Hukum

PT WEPRO DIGITAL INDONESIA
Kemenkum HAM RI
No. AHU-0190238.AH.01.11,

Nomor Induk Berusaha: 0809240015028,
Rekening Perusahaan No: 120-003-000013438-6 (Bank Sulselbar)

Jl. Ganggawa No. 149 Tellu Limpoe, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Phone: +62 823 4898 1986

Email:
katasulsel@mail.com (Redaksi)
katasulsel@mail.com ( Marketing )
katasulsel@mail.com ( Kerjasama )

x
x