Sidrap, Katasulsel.com – Eliminasi filariasis bukanlah kisah keberuntungan. Ia adalah buah dari maraton panjang kesehatan publik yang penuh kedisiplinan, kerja ilmiah, serta kesabaran kolektif.
Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, kini resmi menghapus ancaman penyakit menular kronis yang dikenal luas sebagai kaki gajah. Sebuah capaian yang menandai babak baru dalam sejarah kesehatan masyarakat daerah ini.
Boleh jadi, pencapaian ini akan bermuara pada penghargaan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Entah hari ini, entah esok. Namun, lebih dari sekadar seremoni, nilai sejati keberhasilan ini terletak pada proses panjang yang dijalani.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sidrap, Dr. Ishak Kenre, S.K.M., M.Kes., menegaskan bahwa keberhasilan eliminasi ini merupakan buah dari strategi berbasis bukti (evidence-based practice) yang dijalankan secara konsisten.
“Butuh proses panjang melaksanakan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM), dibarengi surveilans epidemiologi yang ketat serta edukasi kesehatan masyarakat berkelanjutan untuk sampai di titik ini,” ungkap Dr. Ishak saat dikonfirmasi, Rabu (20/8/2025).
Selain itu, kata dia, sinergi lintas sektor juga menjadi syarat mutlak. Tokoh agama, pemerintah desa, aparat lapangan hingga masyarakat sipil bergerak bersama. Kolaborasi ini membuat intervensi kesehatan berjalan menyeluruh hingga ke akar rumput.
Tidak hanya itu, Sidrap juga menjalankan serangkaian uji lapangan berbasis standar internasional. Tahun 2018 dimulai dengan Pre-TAS (Pre Transmission Assessment Survey), sebuah survei untuk mengukur sisa transmisi filariasis.
Hasilnya dilanjutkan melalui tiga tahap TAS (Transmission Assessment Survey): TAS-1 pada 2018, TAS-2 pada 2021, dan TAS-3 pada 2024. Metodologi yang diakui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ini memastikan apakah rantai penularan Wuchereria bancrofti—cacing penyebab filariasis—benar-benar telah terputus.
“Hasilnya konsisten: nihil kasus. Itu artinya transmisi filariasis di Sidrap sudah berhenti total,” tegas Dr. Ishak.
Bagi dunia medis, capaian ini bukan perkara sepele. Filariasis adalah infeksi kronis yang menyerang sistem limfatik, berpotensi menimbulkan elephantiasis—pembesaran ekstrem pada anggota tubuh. Kondisi ini tidak hanya memicu disabilitas permanen, tetapi juga stigma sosial yang menghantui penderita seumur hidup.
Di banyak negara tropis, penyakit ini masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat yang serius. Namun Sidrap, dengan disiplin ilmiah dan ketekunan sosial, berhasil keluar dari bayang-bayang endemis.
Capaian ini menjadi pengingat penting: kesehatan masyarakat bukanlah hasil kerja instan. Ia menuntut konsistensi program, monitoring epidemiologi berlapis, serta kesatuan gerak antara pemerintah dan warga.
Penghargaan dari pemerintah pusat mungkin segera tiba. Tetapi bagi masyarakat Sidrap, penghargaan sesungguhnya adalah tumbuhnya generasi baru yang bebas dari ancaman filariasis.(*)
Editor: Tipue Sultan
Media Portal Berita Berbadan Hukum
PT WEPRO DIGITAL INDONESIA
Kemenkum HAM RI
No. AHU-0190238.AH.01.11,
Nomor Induk Berusaha: 0809240015028,
Rekening Perusahaan No: 120-003-000013438-6 (Bank Sulselbar)
Jl. Ganggawa No. 149 Tellu Limpoe, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Phone: +62 823 4898 1986
Email:
katasulsel@mail.com (Redaksi)
katasulsel@mail.com ( Marketing )
katasulsel@mail.com ( Kerjasama )
Tidak ada komentar