Wajo, Katasulsel.com – Di sudut Desa Wajoriaja, Kecamatan Tanasitolo, terdapat sebuah lingkungan yang akrab disebut Liposos Totinco. Di sana, ratusan jiwa hidup berdampingan dengan segala keterbatasan, sebagian besar merupakan penyintas eks-kusta yang sejak lama mengandalkan dukungan pemerintah untuk bertahan.
Kamis (11/9) sore, suasana Liposos berbeda dari biasanya. Harapan warga seakan terjawab setelah Pemerintah Kabupaten Wajo melalui Dinas Sosial P2KBP3A memastikan kembali penyaluran bantuan jaminan hidup (Jadup). Bantuan ini bukan sekadar angka nominal, tetapi menjadi nafas tambahan bagi mereka yang saban hari harus berjuang dengan kondisi sosial yang serba terbatas.
Kepala Dinas Sosial P2KBP3A Wajo, H. Ahmad Jahran, AP., M.Si, dalam surat bernomor 400.9/1401/Dinsosp2kbp3a, meminta Kepala Desa Wajoriaja bersama Puskesmas SLRT mendampingi pihak Bank Sulselbar saat pencairan. Surat ini menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk memastikan distribusi berjalan tertib, tanpa hambatan, dan sampai ke tangan mereka yang berhak.
“Insya Allah, Kamis pukul 16.00 Wita akan dilakukan penyaluran bantuan di kantor desa,” kata Baktiar, Koordinator Liposos Totinco, ketika dihubungi Katasulsel.com. Ia menjelaskan, ada 32 penerima manfaat yang tercatat kali ini, terdiri dari 29 penyintas eks-kusta ditambah tiga orang lain yakni dirinya selaku koordinator, imam masjid, serta petugas kebersihan masjid.
Meski jumlahnya terbatas, bagi warga Liposos bantuan ini terasa sangat berarti. “Kami di sini ada sekitar 230 jiwa dari 90 kepala keluarga. Kehadiran bantuan Jadup seperti ini adalah bentuk perhatian yang membuat kami merasa tidak sendiri,” ucap Baktiar penuh syukur.
Liposos Totinco memang sudah lama dikenal sebagai tempat bernaung bagi warga yang terpinggirkan akibat stigma penyakit. Di balik kesunyian lingkungannya, tersimpan cerita perjuangan dan keuletan untuk terus hidup bermartabat. Itulah sebabnya, setiap bantuan dari pemerintah selalu dipandang lebih dari sekadar materi: ia adalah pengakuan bahwa mereka tetap menjadi bagian penting dari masyarakat Wajo.
Baktiar menutup dengan nada haru, menyampaikan terima kasih kepada Pemda Wajo, khususnya Dinas Sosial. “Semoga perhatian ini tidak berhenti sampai di sini, karena bagi kami, kepedulian itu adalah energi untuk terus melanjutkan hidup.” (sose)
Editor: Tipue Sultan
Tidak ada komentar