Makassar, katasulsel.com – Lapangan Lantamal VI Makassar bergemuruh, Jumat sore, 26 September 2025.
Partai puncak Gala Siswa Indonesia (GSI) Sulsel mempertemukan dua tim terbaik, GSI Makassar dan GSI Sidrap.
Skor akhir 3-1 untuk Makassar menobatkan mereka sebagai juara sekaligus wakil Sulawesi Selatan ke tingkat nasional.
Namun, di balik euforia kemenangan itu, ada kisah yang tak kalah penting: bagaimana IGORNAS Sulsel dan Askot PSSI Makassar sukses mengawal jalannya kompetisi hingga mencapai final dengan penuh integritas.
Sejak babak pertama, pertandingan berlangsung ketat. GSI Makassar membuka skor 1-0, sebelum Sidrap berhasil menyamakan kedudukan di paruh kedua.
Namun, gol Rafael (no.15) dan Fajar (no.10) memastikan Makassar menutup laga dengan keunggulan 3-1. Skor boleh mencatat nama pemenang, tetapi kualitas pertandingan juga lahir dari kerja senyap perangkat laga.
Sahrir, wasit dari Askot PSSI kategori C3, tampil tegas mengawal jalannya laga. Ia didampingi AWE I Wahyu JK dan AWE II Arfah Suares.
Ketiganya menjaga ritme pertandingan tetap sportif meski tensi suporter membuncah. Ketua Badan Liga Askot PSSI Makassar, Ahmad Sukarno, bersama Exco Askot Rahdan Rahman, terlihat di tribun memastikan standar penyelenggaraan sesuai regulasi.
Di balik layar, IGORNAS Sulsel yang diketuai Mulahizhun Amien tampil sebagai motor pelaksana tingkat provinsi.
Mulahizhun menyebut bahwa GSI bukan sekadar turnamen, melainkan ruang pembelajaran karakter. “Disiplin, sportivitas, dan daya juang adalah nilai yang harus lahir dari GSI,” ujarnya.
Final putri juga tak kalah menarik. GSI Sidrap sukses menundukkan GSI Makassar dengan skor tipis 1-0. Laga ini dipimpin oleh wasit Asbar yang tampil lugas, sementara koordinasi lapangan dijalankan Fardiansyah tanpa cela.
Sukses GSI Sulsel juga berhutang pada peran pelatih. Sofyan Haeruddin, guru olahraga SMP Negeri 18 Makassar yang menakhodai GSI Makassar, menekankan pentingnya pendekatan pendidikan dalam membina pemain muda.
“Kami bukan hanya melatih teknik, tapi juga membentuk karakter mereka sebagai pelajar-atlet,” ungkapnya.
Dengan kerja kolektif IGORNAS Sulsel, Askot PSSI Makassar, perangkat pertandingan, hingga para guru olahraga, GSI Sulsel 2025 berjalan sukses.
Final Makassar vs Sidrap hanyalah puncak dari sebuah proses panjang yang membuktikan: sepak bola sekolah bisa menjadi wadah integritas, pembinaan, dan kebanggaan daerah.
Kini, GSI Makassar membawa nama Sulawesi Selatan ke tingkat nasional. Namun kemenangan terbesar sesungguhnya adalah hadirnya kepercayaan bahwa sepak bola pelajar bisa dijaga dengan manajemen yang sehat dan pengawasan yang tegas.
Sebuah prestasi kolektif yang patut dicatat, bukan hanya untuk Makassar, tapi untuk sepak bola Sulsel.(*)
Tidak ada komentar