Saya biasa memanggilnya Maya, seorang jurnalis muda yang penuh semangat dan tekad yang pernah saya kenal di Kota Daeng, Makassar

Penulis: Edy Basri., SH.

ENTAH dimana sahabat saya ini sekarang. Terakhir saya bersua dengannya November 2022 di salah satu acara penting partai di Kota Makassar.

Seperti yang saya katakan tadi, Maya ini adalah sahabat, sekaligus rekan kerja saya, tapi kami berbeda media (perusahaan). Kami banyak bersama, terutama saat meliput di lapangan.

Maya tumbuh dari keluarga yang tidak kaya, tapi juga tidak miskin. Ibunya adalah seorang guru SD, sedangkan ayahnya seorang karyawan swasta. Begitu ia pernah bercerita runtut ke saya.

Ketika Maya berusia 18 tahun, ia lulus dari SMA dan langsung mendaftar di salah satu universitas terkemuka di Kota Makassar.

Kala itu, ia memilih jurusan jurnalistik kala itu. Di sana, ia bertemu dengan teman-teman sekelas yang sama-sama memiliki impian menjadi jurnalis yang sukses.

Selama kuliah, Maya mengikuti banyak kegiatan di luar kelas, seperti menjadi reporter di koran kampus dan magang di stasiun televisi. Ia juga aktif menulis di blog pribadinya dan terus mengasah kemampuan menulisnya.

Setelah lulus, Maya langsung melamar ke beberapa media massa terkenal. Namun, ia mengalami banyak penolakan. Meskipun begitu, Maya tidak menyerah dan terus mencari kesempatan untuk bekerja di dunia jurnalistik.

Akhirnya, Maya diterima di sebuah koran lokal sebagai reporter. Meskipun gajinya kecil dan jam kerjanya panjang, Maya sangat menikmati pekerjaannya. Ia bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang dan belajar tentang berbagai topik yang menarik.

Seiring berjalannya waktu, kemampuan menulis Maya semakin terasah dan ia menjadi salah satu reporter yang diandalkan oleh redaksi. Tulisannya sering dimuat di halaman depan dan ia merasa bangga dengan prestasinya.

Setelah beberapa tahun bekerja sebagai reporter, Maya mendapat tawaran untuk bekerja di salah satu media massa terbesar di Jakarta. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan koran lokal tempat ia bekerja dan pindah ke ibu kota.

Di media massa baru ini, Maya bekerja sebagai reporter investigasi. Ia bertugas mencari tahu tentang skandal dan korupsi yang terjadi di berbagai sektor.

Pekerjaannya sangat menantang dan berbahaya, namun Maya merasa senang karena ia bisa memberitakan kebenaran kepada masyarakat.

Ketika Maya menulis artikel yang mengungkap skandal besar yang melibatkan pejabat pemerintah, ia mendapat ancaman dari orang yang terlibat dalam skandal tersebut. Namun, Maya tidak gentar dan terus bekerja untuk mencari bukti-bukti yang bisa mengungkap kebenaran.

Akhirnya, berkat kerja keras dan tekadnya, Maya berhasil mengungkap kebenaran dan skandal itu terbongkar. Tulisannya menjadi sorotan media dan ia mendapat penghargaan atas jasanya.

Meskipun pekerjaannya penuh risiko, Maya merasa senang dan bangga menjadi jurnalis. Ia merasa bahwa menjadi jurnalis adalah pilihan hidupnya yang tepat dan ia akan terus mengabdi untuk masyarakat dengan tulisannya.

Ketika Maya terus berkarir sebagai jurnalis, ia juga merasa bahwa tanggung jawabnya semakin besar. Ia merasa bahwa tulisannya memiliki dampak yang besar terhadap masyarakat dan ia harus bertanggung jawab atas setiap kata yang ditulisnya.

Selama bertahun-tahun, Maya telah mengalami banyak hal dalam karirnya sebagai jurnalis. Ia pernah menghadapi tekanan dari berbagai pihak yang tidak ingin kebenaran terungkap, tetapi ia tidak pernah mundur dan selalu mempertahankan integritasnya sebagai seorang jurnalis.

Maya juga pernah menulis tentang isu-isu sensitif yang menimbulkan kontroversi di masyarakat. Namun, ia selalu berpegang pada prinsip bahwa tugas seorang jurnalis adalah memberitakan kebenaran, meskipun kebenaran itu sulit diterima oleh beberapa orang.

Ketika ditanya tentang pilihan hidupnya menjadi jurnalis, Maya selalu dengan tegas menjawab bahwa ia tidak akan memilih pekerjaan lain. Menurutnya, menjadi jurnalis adalah panggilan hati yang harus dijalani dengan penuh semangat dan tekad.

Dalam setiap tulisannya, Maya selalu berusaha untuk memberikan sudut pandang yang berbeda dan memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca. Ia merasa bahwa sebagai jurnalis, tugasnya bukan hanya memberikan informasi, tetapi juga memberikan pandangan dan pemikiran yang dapat menginspirasi masyarakat.

Kini, Maya telah menjadi salah satu jurnalis yang sukses dan dihormati di Indonesia. Tulisannya sering dibaca dan diperbincangkan oleh masyarakat. Ia merasa bahwa pilihan hidupnya menjadi jurnalis adalah keputusan yang tepat dan ia tidak akan pernah menyesalinya.

Dalam perjalanan kariernya, Maya juga mendapat kesempatan untuk menulis buku tentang pengalamannya sebagai jurnalis.

Buku itu menjadi terkenal dan dijual di seluruh Indonesia. Banyak orang yang terinspirasi dengan kisah hidupnya dan memutuskan untuk mengikuti jejaknya sebagai jurnalis.

Maya juga sering diundang menjadi pembicara di seminar dan talkshow tentang jurnalistik. Ia berbagi pengalaman dan pemikirannya tentang pentingnya kebebasan pers dan kebenaran dalam dunia jurnalistik.

Selain itu, Maya juga aktif dalam organisasi jurnalis dan memperjuangkan hak-hak para jurnalis. Ia berusaha untuk meningkatkan standar jurnalistik di Indonesia dan memperkuat posisi para jurnalis sebagai penjaga kebenaran dan keadilan.

Ketika ditanya tentang rahasia keberhasilannya sebagai jurnalis, Maya selalu menjawab bahwa kunci utamanya adalah kerja keras, ketekunan, dan integritas. Menurutnya, seorang jurnalis harus memiliki tekad dan semangat yang kuat untuk menjalankan tugasnya dengan baik.

Maya juga selalu memperhatikan etika jurnalistik dalam setiap tulisannya. Ia selalu memeriksa fakta-fakta yang disampaikan dan mengecek sumber informasi dengan baik. Ia juga berusaha untuk tidak terjebak dalam opini dan pandangan pribadi, tetapi mengutamakan kebenaran dan keadilan.

Dalam perjalanannya sebagai jurnalis, Maya juga mengalami banyak halangan dan rintangan. Namun, ia selalu menghadapinya dengan kepala tegak dan tekad yang kuat.

Baginya, menjadi jurnalis bukanlah hanya sekedar pekerjaan, tetapi merupakan panggilan hati yang harus dijalani dengan penuh semangat dan integritas.

Kisah hidup Maya sebagai jurnalis menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk mengejar impian mereka dan menjalani pilihan hidup dengan penuh semangat dan tekad. Ia menjadi bukti bahwa keberhasilan bukan hanya ditentukan oleh latar belakang atau status sosial, tetapi juga oleh kerja keras dan tekad yang kuat.

Bagi Maya, profesi jurnalis memang memiliki tantangan dan tanggung jawab yang besar, tetapi jika dijalani dengan benar, dapat memberikan dampak yang positif bagi masyarakat.

Seperti yang dilakukan oleh Maya, seorang jurnalis harus memiliki tekad dan semangat yang kuat untuk mencari kebenaran dan memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat bagi masyarakat. Mereka harus berpegang pada prinsip etika jurnalistik dan selalu menjaga integritas dalam setiap tulisannya.

Semoga kisah hidup Maya dan perjuangannya sebagai jurnalis dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi para wartawan muda Indonesia untuk terus berjuang dalam menjalankan tugas mereka sebagai penjaga kebenaran dan keadilan.(*)

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com