Ditulis oleh: Dr. Ishak Kenre, SKM., M.Kes
Ketua Senat ITKES Muhammadiyah Sidrap
Ya. Saya masih ingat betul — 16 tahun lalu.
Kampus ini belum seperti sekarang.
Belum ada gedung tujuh lantai.
Belum ada panitia yang sibuk membungkus doorprize.
Belum ada televisi yang siap diundi.
Yang ada hanya mimpi.
Dan segelintir orang yang percaya, Sidrap pantas punya kampus kesehatan sendiri.
Kini, saya berdiri di halaman yang dulu hanya tanah berdebu.
Di atasnya kini berdiri tiang-tiang ilmu, lantai-lantai doa, dan dinding yang disemen dengan semangat.
Spanduk bertuliskan “Milad ke-16 ITKES Muhammadiyah Sidrap” berkibar di depan mata.
Panitia berlarian.
Ada yang mengangkut kipas angin. Ada yang mengikat pita di sepeda hadiah utama.
Semuanya sibuk.
Semuanya tersenyum.
Dan entah kenapa, saya ikut tersenyum.
Saya tahu, ini bukan sekadar ulang tahun kampus.
Ini adalah ulang tahun semangat.
Semangat yang tidak pernah redup — bahkan ketika listriknya mati.
Kami menyebutnya “jalan sehat.”
Tapi sebenarnya ini “jalan sejarah.”
Jalan yang mengingatkan kami, bahwa setiap langkah di sini adalah hasil dari kerja panjang dan doa banyak orang.
Rabu, 15 Oktober 2025 esok, bapak Rektor, Dr. Muhammad Tahir., SKM., M.Kes rencana akan melepas peserta di depan kampus.
Ribuan mahasiswa, dosen, dan masyarakat akan berjalan bersama.
Mereka bukan sekadar mencari keringat — mereka sedang mencari makna.
Makna bahwa kami bagian dari Sidrap.
Dan Sidrap adalah bagian dari kami.
Sebagai Ketua Senat, saya melihat semuanya dengan rasa haru.
Bagaimana dosen, staf, dan mahasiswa bahu-membahu menyiapkan acara ini.
Tanpa sponsor besar.
Tanpa kemewahan.
Televisi, kipas, sepeda, hingga kompor gas — semua dibeli dari iuran sukarela.
Dari hati yang sama-sama ingin berbagi.
Kampus ini memang tidak kaya.
Tapi kampus ini selalu punya cara untuk membuat kebersamaan terasa mewah.
Selain jalan sehat, kami juga menyiapkan lomba defile dan Gerakan Nasional (GERNAS) antar program studi.
Sepuluh prodi yang kami miliki akan berparade.
Mereka tampil dengan panji kebesaran, membawa kebanggaan masing-masing.
Tahun ini, kami sedang menulis bab baru.
Gedung tujuh lantai tengah dibangun.
Program studi Anestesiologi sudah berdiri.
Fakultas Kedokteran Gigi sedang disiapkan.
Dalam bahasa kampus, ini disebut academic expansion.
Tapi bagi kami, ini lebih dari itu — ini adalah bentuk “ijtihâd akademik”, ikhtiar tanpa henti.
Al-ijtihâd lâ yanqathi‘.
Kami ingin kampus ini tumbuh bukan hanya tinggi, tapi juga berarti.
Kami menyebutnya Tawhîdul ‘Ilmi wal ‘Amal — menyatukan ilmu dan amal.
Menjaga keseimbangan antara hadlârah al-‘ilm (peradaban ilmu) dan hadlârah al-akhlaq (peradaban akhlak).
Kami tumbuh bukan karena fasilitas.
Kami tumbuh karena keyakinan.
Karena Caturdharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang mengajarkan bahwa pendidikan adalah ibadah yang berpahala panjang.
Milad ini bukan sekadar perayaan.
Ini adalah pengakuan.
Bahwa kerja keras dan kesetiaan pada cita-cita — tidak pernah sia-sia.
Di usia ke-16, kampus ini belajar tertawa.
Tertawa bukan karena sudah sukses.
Tapi karena masih kuat melangkah.
Masih bisa berbagi.
Masih punya harapan yang hidup.
Kami menyebutnya transformasi akademik berkeadaban — sebuah proses menjadi kampus yang tidak hanya produktif secara intelektual, tapi juga bermartabat secara moral.
Saya percaya, kelak mahasiswa kami akan bercerita kepada anak-anaknya:
bahwa mereka pernah kuliah di kampus yang tidak hanya mengajar, tapi juga menginsyafkan.
Kampus yang sederhana, tapi menggetarkan.
Dan mungkin, mereka akan tersenyum saat mengenang Milad ke-16 ini.
Hari ketika kami tidak hanya berjalan sehat — tapi juga berjalan bersama menuju masa depan.
Selamat Milad ke-16, ITKES Muhammadiyah Sidrap.
Semoga langkah-langkah kecil hari ini menjadi sejarah besar bagi daerah dan bangsa.
Karena, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
“Khairunnâs anfa‘uhum linnâs” — Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.
Dan semoga — di kampus kecil ini — manusia-manusia itu sedang tumbuh. (*)
Tidak ada komentar