Kamis, 16 Okt 2025

Mahasiswa Unhas Ciptakan “Tebas Skizofrenia”: Inovasi Nanoteknologi Hantarkan Obat Langsung ke Otak Lewat Hidung

Katasulsel.com
15 Okt 2025 21:15
Makassar 0 38
3 menit membaca

MAKASSAR, katasulsel.com — Skizofrenia masih menjadi momok serius dalam dunia kesehatan mental modern. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2022, tercatat lebih dari 24 juta penderita skizofrenia di seluruh dunia, dan sekitar 2,4 juta di antaranya meninggal akibat bunuh diri. Di Indonesia, angka kasus terus meningkat hingga menyentuh 1,9 juta penderita pada tahun 2023.

Hingga kini, belum ditemukan obat yang mampu menyembuhkan skizofrenia secara tuntas. Namun, penyakit ini dapat dikontrol dengan obat antipsikotik seperti risperidone yang menjadi terapi lini pertama. Obat ini umumnya diberikan secara oral atau melalui suntikan jangka panjang (long acting injection). Meski efektif, keduanya memiliki keterbatasan — mulai dari frekuensi penggunaan yang tinggi, efek samping metabolik, hingga kesulitan menembus blood-brain barrier (sawar darah otak).

Menjawab tantangan itu, tim mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) menawarkan solusi cerdas melalui inovasi bertajuk “Tebas Skizofrenia: Terobosan Sistem Nanocarrier Sustained Release Nanoparticle Terakselerasi Separable Nasal Microneedle sebagai Peningkat Selektivitas Penghantaran Risperidone Menuju Otak.”

Tim ini digawangi oleh Christopher Kosasi (ketua, Fakultas Farmasi), bersama anggota Nur Izzah Khairani, Nun Salsabila Maddeppungeng, Nur Annisa Rahman (Fakultas Kedokteran), dan Asqa Fikriyyah (Fakultas Biologi), di bawah bimbingan Prof. Andi Dian Permana. Riset tersebut dikembangkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) tahun 2025.

Mereka mengembangkan sistem sustained-release nanoparticle (SR-NP) berbasis kopolimer PEG-PCL yang diintegrasikan ke dalam separable nasal microneedle (SNMs) — jarum mikro yang mampu menghantarkan obat langsung melalui rongga hidung menuju otak. Sistem ini dirancang agar obat dilepaskan perlahan, mengurangi frekuensi penggunaan hingga satu kali dalam tujuh hari, serta menurunkan risiko efek sistemik.

Penelitian dilakukan selama empat bulan di Laboratorium Fakultas Farmasi Unhas dengan dukungan fasilitas lengkap dan pendampingan intensif dari dosen pembimbing. Proses riset mencakup persiapan bahan, formulasi, uji karakteristik fisik, hingga analisis keamanan, dan telah mendapatkan persetujuan etik dari Fakultas Kedokteran Unhas.

Ketua tim, Christopher Kosasi, menjelaskan bahwa gagasan riset ini lahir dari keprihatinan terhadap kondisi pasien skizofrenia yang sering mengalami kesulitan menjalani terapi jangka panjang.

“Kami ingin menghadirkan inovasi yang bukan hanya efektif secara farmakologis, tetapi juga memberi kenyamanan dan harapan baru bagi pasien. Skizofrenia bukan akhir dari segalanya. Dengan teknologi ini, kami ingin membantu mereka menjalani hidup yang lebih baik,” ujar Christopher.

Sementara itu, Nur Annisa Rahman menuturkan bahwa penelitian ini tidak sekadar melatih kemampuan ilmiah, tetapi juga menumbuhkan empati terhadap penderita gangguan mental.

“Kami belajar bahwa di balik setiap penelitian, ada nilai kemanusiaan yang besar. Kami berharap inovasi ini menjadi langkah awal menuju terapi yang lebih manusiawi,” katanya.

Selain fokus pada penelitian, tim juga aktif membagikan perjalanan riset mereka melalui media sosial seperti Instagram dan TikTok. Dokumentasi ini tidak hanya menampilkan proses kerja di laboratorium, tetapi juga menyampaikan pesan edukatif tentang pentingnya memahami dan mendukung penderita gangguan mental.

Saat ini, penelitian telah memasuki tahap akhir dengan sebagian besar target luaran telah tercapai. Tim juga tengah mempersiapkan publikasi ilmiah dan laporan akhir untuk diserahkan kepada penyelenggara program. Ke depan, mereka berencana mengajukan perlindungan hak kekayaan intelektual (HKI) atas inovasi tersebut.

Meski belum diujikan secara langsung pada manusia, inovasi ini menjadi pijakan awal menuju sistem terapi yang lebih efisien dan aman. “Masih banyak uji lanjutan yang harus kami tempuh. Tapi ini awal yang baik,” ujar Christopher sembari mengenang perjuangan tim di laboratorium.

“Selama riset, laboratorium sudah jadi rumah kedua bagi kami. Kadang kami menginap sampai pagi demi menyelesaikan satu tahap percobaan,” ujarnya tersenyum.

Inovasi yang dikembangkan mahasiswa Unhas ini menjadi bukti bahwa generasi muda Indonesia memiliki potensi besar dalam memajukan ilmu pengetahuan dan kesehatan mental nasional. Lebih dari sekadar riset farmasi, karya mereka membawa pesan sosial tentang pentingnya menghapus stigma terhadap penderita gangguan jiwa.

“Harapan kami, penelitian ini bisa berlanjut hingga tahap aplikatif dan suatu saat benar-benar digunakan dalam dunia medis,” tutup Christopher penuh optimisme. (*)

Editor : Darwis

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Media Portal Berita Berbadan Hukum

PT WEPRO DIGITAL INDONESIA
Kemenkum HAM RI
No. AHU-0190238.AH.01.11,

Nomor Induk Berusaha: 0809240015028,
Rekening Perusahaan No: 120-003-000013438-6 (Bank Sulselbar)

Jl. Ganggawa No. 149 Tellu Limpoe, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Phone: +62 823 4898 1986

Email:
katasulsel@mail.com (Redaksi)
katasulsel@mail.com ( Marketing )
katasulsel@mail.com ( Kerjasama )