banner 600x50

Hari ini, semua mata tertuju pada podium di dalam Ruang Utama Gedung DPRD Sidrap di Jl Jend. Sudirman Pangkajene. Sederhana, tapi sarat makna.

Oleh: Edy Basri

PELANTIKAN pengurus baru DPRD Sidrap ini, seperti sebuah panggung teater, dengan aktor-aktor lama yang kembali memerankan peran mereka.

Tidak ada kejutan, namun harapan membuncah. Dari ketua hingga wakil ketua yang baru dilantik, wajah-wajah ini sudah sering kita lihat.

Seperti layaknya nahkoda kapal yang baru, namun tidak asing dengan gelombang. Tak takut dengan ombak.

Takyuddin Masse – saudara kandung Rusdi Masse (Eks Bupati Sidrap dua periode), bukan nama baru di kursi legislatif. Pernah duduk di sana beberapa tahun lalu.

Kini, ia kembali, membawa mandat, bukan sekadar memimpin, tapi mengarahkan kapal besar bernama DPRD Sidrap.

Bersamanya, Ridha dan Arifin Damis, juga wajah-wajah senior, bukan orang baru di arena ini. Pengalaman mereka adalah bekal. Tapi, pengalaman bukan segalanya. Rakyat Sidrap punya harapan tinggi.

Duduk di kursi DPRD memang sebuah tanggung jawab besar. Tapi, di balik tanggung jawab itu, ada sinergi yang harus dijaga. Takyuddin tahu betul, kerjasama dengan eksekutif adalah kunci.

Itu yang ditekankannya dalam pidato sederhana namun padat hari itu.

“Insyaallah, kami akan bekerja sebaik-baiknya dengan mengutamakan kepentingan masyarakat kabupaten Sidrap,” katanya. Tidak banyak yang bertepuk tangan. Tapi setiap kepala mengangguk pelan, tanda setuju.

Sebagai Ketua DPRD Sidrap, Takyuddin harus bisa “mendengar”, lebih dari sekadar suara rapat.

Ia harus mendengar rakyat. Masyarakat yang menggantungkan harapan pada kursi-kursi dewan. Masyarakat yang tak peduli siapa ketua atau wakil ketua, tapi peduli pada hasil. Jalanan, pasar, sawah, itu yang mereka lihat.

Sebagai wakil rakyat, Takyuddin, Ridha, dan Arifin punya tugas besar. Menjadi jembatan antara harapan dan realita. Pemerintah dan masyarakat.

Menyeimbangkan antara janji kampanye dan tuntutan rakyat. Tidak mudah, tapi bukan mustahil.

Sidrap bukan kota yang besar. Tapi tantangannya tak kecil. Dan dengan alat kelengkapan dewan yang baru, yang sudah resmi terbentuk, Sidrap berharap ada angin segar.

Sebuah babak baru di era DPRD 2024-2029 ini. Sebuah babak di mana pengalaman dipadukan dengan semangat baru.

Harapan, itulah kata kuncinya. Bukan hanya dari masyarakat, tapi juga dari pemerintah. Pj. Bupati H. Basra turut hadir dalam acara pelantikan.

Bersama Forkopimda, ia tahu bahwa sinergi ini harus berjalan. Karena seperti nahkoda yang tidak bisa sendirian mengemudikan kapal, DPRD butuh dukungan eksekutif untuk membuat Sidrap melaju.

Hari itu, pelantikan berlangsung khidmat. Tidak ada kemeriahan yang berlebihan, hanya sebuah sumpah jabatan yang diucapkan dengan lantang, seakan menjadi awal dari sebuah perjalanan baru.

Sebuah perjalanan dengan harapan yang sama: Sidrap yang lebih baik.(*)