Makassar, katasulsel.com – Malam mencekam menyelimuti pusat politik Kota Makassar, Jumat, 29 Agustus 2025. Gedung DPRD yang selama ini menjadi simbol suara rakyat justru terbakar oleh amarah massa aksi. Ironisnya, insiden itu terjadi ketika para legislator bersama Wali Kota Makassar, Munafri “Appi” Arifuddin, tengah menggelar rapat paripurna.
Api menyambar cepat. Bagian depan gedung hingga kendaraan dinas yang terparkir di halaman dilahap kobaran. Wakil Ketua II DPRD Makassar, Anwar Faruq, mengakui situasi yang terjadi jauh di luar kendali. “Massa menduduki kantor DPRD malam ini, saat kami sedang rapat paripurna,” ujarnya dengan nada getir.
Evakuasi Lewat Jalur Belakang
Puncak ketegangan muncul saat api kian membesar. Para pejabat Pemkot dan anggota dewan terjebak di dalam gedung. Tak ada jalur evakuasi resmi yang memadai, hingga opsi paling ekstrem dipilih: Wali Kota Makassar bersama istri, Wakil Wali Kota, dan Sekda dievakuasi menggunakan sepeda motor lewat jalur belakang gedung.
“Pak Wali, Bu Wali, dan Pak Sekda dievakuasi lewat belakang dengan motor. Alhamdulillah semua selamat,” kata Anwar.
Simbol Politik yang Terbakar
Pembakaran gedung DPRD ini bukan sekadar insiden kriminal. Banyak pihak menilai aksi tersebut menunjukkan eskalasi kekecewaan publik yang sudah lama terpendam. Gedung DPRD—yang semestinya menjadi ruang demokrasi—malam ini justru berubah menjadi panggung amarah kolektif.
Sejumlah pengamat menyebut, pembakaran gedung parlemen daerah adalah sinyal krisis legitimasi antara rakyat dan wakilnya. Rapat paripurna yang seharusnya sakral, justru berakhir ricuh dengan evakuasi dramatis.
Polisi Didesak Bertindak
Hingga berita ini diturunkan, kepolisian dan aparat keamanan berusaha menenangkan situasi. Namun publik menunggu langkah tegas: siapa dalang di balik aksi brutal yang membuat jantung politik Makassar terbakar.(*)
Pos Terkait
Trending Post
Tidak ada komentar