Dibutuhkan pengelolaan irigasi yang presisi, ketersediaan air sepanjang musim, serta intervensi teknologi di tingkat petani.
Untuk itu, Syaharuddin menggandeng banyak pihak. Ia tak segan mendorong kolaborasi antara pemerintah daerah, kelompok tani, penyuluh pertanian lapangan (PPL), hingga akademisi, TNI dan Polri.
Bahkan, ia berani merintis program Listrik Masuk Sawah, sebuah pendekatan agro-elektrifikasi yang memungkinkan mesin pompa bekerja lebih efektif, efisien, dan ramah lingkungan.
Melalui dukungan listrik ini, sistem irigasi pompanisasi jadi lebih terjamin. Petani tak lagi menunggu hujan. Mereka mengatur sendiri waktunya.
Berdasar pada kalender tanam dan analisis agroklimat yang lebih modern.
Berkat dukungan ini, Sidrap kini menjadi satu dari sedikit daerah di Indonesia yang mulai menerapkan sistem pertanian presisi (precision farming).
Pendekatannya berbasis data. Melibatkan sensor tanah, pemetaan varietas unggul, dan distribusi pupuk berbasis kebutuhan spesifik lahan.
Bersambung…