Example 650x100

Sidrap, Katasulsel.com β€” Di tengah gegap gempita transformasi digital, lima nama tampil mencolok. Mereka dijuluki Kuintet hebat: Syafruddin Wela, Edy Basri, H. Purmadi Muin, dan Ibrahim serta Imam Ismail. Dengan gaya distingtif dan penguasaan substansi yang mumpuni, keempatnya mengisi ruang Pelatihan Jurnalistik Digital IWO Sidrap di Lt.2 Hotel Grand Sidny, Kamis, 1 Mei 2025, dengan intensitas intelektual yang membetot perhatian.

Acara ini dibuka langsung oleh Bupati Sidrap, Syaharuddin Alrif, yang menyebut kegiatan ini sebagai titik balik literasi media lokal. Hadir pula di acara pembukan itu, Kapolres Sidrap, AKBP Dr Fantry Taherong, Legislator Sidrap, Andi Sugiarno Bachri, Kasat Intelkam, IPTU Andi Aswan, serta para ketua organisasi pers; PWI, FPII, KWRI, hingga HIPSI. Dalam satu suara, mereka menyebut pelatihan ini sebagai event paling spektakuler di awal 2025.

Purmadi: Menyulap Netizen Jadi Jurnalis

H. Purmadi Muin, jurnalis senior dan Ketua PWI Sidrap demisioner ini, membuka sesi dengan bahasan tajam: Media Sosial dan Citizen Journalism. Ia menyentuh konsep media konvergensi dan diseminasi partisipatif, memantik diskusi hangat soal batas antara opini personal dan karya jurnalistik.

β€œEra ini tidak butuh banyak wartawan, tapi butuh banyak orang yang tahu etika jurnalistik,” tegasnya.

Ibrahim: Tajamkan Nalar, Runcingkan Tulisan

Ibrahim, CEO Topnewsone.Online, dengan nada tenang namun penuh bobot, membedah struktur berita dan kaidah 5W+1H hingga ke akarnya. Ia menekankan pentingnya presisi diksi, akurasionalitas data, serta redaksional netral. Materinya lugas, mengajak peserta berpikir ala editor profesional.


Syafruddin: Narasi yang Bernyawa

Syafruddin Wela-akrab disapa Sepa, tampil atraktif dengan materi Teknik Menulis Berita dan Wawancara. Bos Ajatappareng.Online ini menyodorkan praktik wawancara mendalam (in-depth interview) dan trik menarasikan fakta menjadi cerita bernyawa. Istilah seperti angle framing, news value, dan emotional hook menghiasi materinya.

Imam Ismail: Ketika Jurnalis Harus Bisa Merayu

Imam Ismail, pemateri tambahan yang mencuri perhatian, tampil dengan materi bertajuk Copywriting dan Storytelling dalam Jurnalisme Pemberitaan. Ia membedah cara meramu headline yang memikat, menenun alur naratif, dan menanamkan emotional resonance dalam setiap berita.

β€œDi era scroll cepat ini, kalau kalimat pertama tak menggoda, artikelmu tamat di paragraf satu,” ujar Imam, mengundang gelak tawa tapi ada tepuk tangan di akhir.

Dengan pendekatan semiotik dan struktur narrative arc, Imam mengajarkan peserta cara menyulap fakta jadi kisah, dan berita jadi pengalaman emosional.

Edy Basri: SEO Bukan Sekadar Tag

Sesi paling futuristik datang dari Edy Basri, Direktur Katasulsel.com sekaligus Ketua IWO Sidrap. Ia membongkar struktur algoritmik mesin pencari, mengenalkan konsep Search Intent, keyword density, hingga metrik CTR. Ia menegaskan bahwa jurnalisme kini harus bersahabat dengan Googlebot, tanpa kehilangan idealisme.

β€œMenulis untuk dibaca, tapi juga harus ditemukan. Di situlah peran SEO-aware journalism,” katanya mantap.

Pelatihan gratis ini sebut Edy, tidak sekadar penuh muatan. Ia membangun ekosistem keilmuan, memanaskan semangat, dan merumuskan ulang posisi wartawan di lanskap digital. Peserta menyimak dengan antusias. Notula penuh. Ruang sunyi, hanya terputus oleh tawa dan tepuk tangan.

Lima pemateri ini benar telah menyulut api. Dan Sidrap punya harapan baru dalam wajah jurnalistik muda, jurnalis masa depan. (*)