
Sidrap, Katasulsel.com — “Saya heran,” ucap Syaharuddin Alrif, membuka pidato dalam Pelatihan Jurnalistik Digital yang digelar Ikatan Wartawan Online (IWO) Sidrap di Lantai 2 Hotel Grand Sidny, Kamis , 1 Mei 2025.
Ucapan itu bukan sekadar intermezo. Di baliknya tersimpan harapan akan pola konsumsi informasi publik yang kian timpang: berita negatif tentang Sidrap disambut ramai, sedangkan berita positif hanya lewat sekilas di layar ponsel.
“Padahal banyak hal baik yang sudah kita capai, itu tidak dibaca, lewat-lewat saja di beranda,” ujar Bupati dengan nada tenang namun mengandung pesan kuat.
Di hadapan para jurnalis, narasumber, dan pimpinan organisasi pers yang hadir—mulai dari PWI, FPII, KWRI, hingga HIPSI—Syaharuddin menyampaikan harapan besar agar insan pers lokal ikut menjadi bagian dari orkestrasi kemajuan daerah.
Syaharuddin ingin media lokal di Sidrap, menjadi garda terdepan dalam menciptakan ekosistem informasi yang sehat, konstruktif, dan berdampak langsung pada persepsi publik.
“Jangan biarkan hal-hal positif lewat begitu saja di beranda HP kita. Bantu saya membangun narasi yang membesarkan Sidrap, bukan yang melemahkannya,” tegasnya.
Ia juga menekankan, “Tidak perlu dilebih-lebihkan karena nanti dianggap pencitraan lagi. Objektif saja. Tapi tolong, jangan diabaikan hal-hal seperti itu untuk juga diangkat di media juga.”
Syaharuddin kemudian mencontohkan bagaimana sektor pertanian Sidrap kini mengalami lonjakan signifikan, bahkan menjadi salah satu yang terbaik di Sulsel. Data BPS dari Januari–April 2024 hingga 2025 menunjukkan tren pertumbuhan yang konsisten. Menurutnya, keberhasilan ini tidak muncul begitu saja, melainkan buah dari kebijakan yang terukur dan sinergi multisektor. Termasuk kontribusi media.
Ia juga menyebut kemajuan pada sektor pendidikan dan kesehatan. “Terlalu banyak hal positif yang telah dicapai Sidrap, namun minim diberitakan. Padahal, ini bisa jadi inspirasi dan harapan baru bagi masyarakat,” ujarnya.
Kepada insan pers, ia tidak sekadar memberi wejangan, tapi juga membuka ruang kolaborasi. Mengajak semuanya bersatu, bersama, bersinergi. Ia juga mengaku telah meminta bantuan media regional, hingga nasional untuk bersama-sama membangun citra positif Sidrap.
“Saya tinggalkan kursi Ketua DPRD Sulsel untuk Sidrap. Jadi saya serius. Tapi saya tidak bisa sendiri. Saya butuh teman-teman wartawan, saya butuh semua komponenmembantu saya,” tuturnya penuh harap.
Kata-katanya tidak meledak-ledak. Syahar tetap santai berbicara. Namun, jelas sarat makna. Ia tidak sedang sekadar bicara. Ia sedang menanamkan narasi: bahwa Sidrap bisa bersinar, selama yang menyalakan cahaya bukan hanya pemerintah, tapi juga media. (*)
Tinggalkan Balasan