Makassar, Katasulsel.com – Estetika itu penting. Tapi nilai ekonominya? Jauh lebih penting.
Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Sulsel, Andi Basmal, menegaskan hal ini dalam arahannya kepada jajaran analis kekayaan intelektual (KI). Targetnya: lonjakan permohonan desain industri di Sulawesi Selatan.
“Desain bukan sekadar rupa. Ia adalah intangible asset yang punya nilai pasar,” tegas Basmal.
Sayangnya, banyak pelaku usaha, khususnya sektor UMKM dan desainer produk, belum sadar pentingnya mendaftarkan desain mereka. Celah ini yang coba ditutup Kemenkumham Sulsel.
Langkahnya? Edukasi dan pendekatan langsung. Bukan hanya di ruang rapat atau media sosial, tapi turun ke lapangan.
Contohnya, seperti Teguh, Analis KI Madya, yang hadir langsung memberi pemahaman soal merek dan desain di acara Makassar Culinary Night. Bahasa yang digunakan? Ringan. Praktis. Aplikatif.
“Komunikasi hukum harus membumi. Jangan pakai istilah langit,” ujar Basmal setengah bercanda.
Desain industri, menurut Undang-Undang No. 31 Tahun 2000, adalah bentuk atau konfigurasi garis, warna, atau kombinasi keduanya dalam tiga dimensi, yang memberi nilai estetika dan bisa diproduksi secara massal.
Dalam konteks ekonomi kreatif, desain bukan hanya pelengkap. Ia adalah differentiator—pembeda utama dari produk kompetitor.
Kemenkumham Sulsel menargetkan, dengan pendekatan langsung dan kerja sama lintas sektor, akan terjadi kenaikan signifikan permohonan desain pada 2025.
Apalagi, tahun ini dicanangkan sebagai Tahun Tematik Hak Cipta dan Desain Industri oleh Menteri Hukum. Sebuah momentum besar untuk membangun ekosistem KI yang kokoh.
Kepala Divisi Pelayanan Hukum, Demson Marihot, menyebut para analis KI harus jadi garda depan literasi hukum. Bukan sekadar menjelaskan prosedur, tapi juga menyampaikan manfaat ekonomis dan legalitas hukum dari sebuah desain.
“KI adalah defensive strategy. Lindungi dulu, baru produksi,” ujarnya singkat.
Sulsel punya potensi besar. Tinggal dipoles lewat edukasi, fasilitasi, dan kolaborasi.
Kreatif itu bagus. Tapi kreatif yang terdaftar di Dirjen KI? Jauh lebih berharga.(*)