Tak lama lagi lebaran, suasana mulai ramai, disana-sini tetangga asyik bebelanja

Ditulis Oleh: Bahar Pangestuan

Di sebuah rumah di pinggiran kota, seorang ayah duduk di teras rumah sambil memperhatikan anaknya yang sedang bermain di taman kecil di halaman rumah.

“Sebentar lagi lebaran ya, Nak,” ucap sang Ayah sambil tersenyum ke arah anaknya.

“Iya, Ayah! Aku sudah tidak sabar ingin lebaran datang!” Jawab sang anak dengan antusiasme.

Ayah mengangguk, “Iya, tapi Ayah ingin kamu ingat untuk sabar ya, Nak. Sabar dalam menjalani segala hal.”

Sang anak terlihat bingung, “Sabar untuk apa, Ayah?”

Ayah tersenyum dan mulai menceritakan tentang bagaimana pentingnya sabar dalam hidup. Dia mengatakan bahwa hidup tidak selalu berjalan mulus dan kadang-kadang kita mengalami kesulitan atau rintangan yang perlu diatasi. Dalam situasi seperti itu, sabar adalah kunci untuk melewatinya dengan baik.

Sang anak mengangguk-angguk dan memahami apa yang Ayah katakan. Dia merasa beruntung memiliki Ayah yang selalu peduli dan memberikan nasihat yang baik.

Ketika waktu berlalu dan akhirnya tiba saatnya untuk merayakan lebaran, keluarga itu bersiap-siap untuk mengunjungi kerabat dan teman-teman. Meskipun ada beberapa kesulitan yang mereka alami selama perjalanan, sang Ayah selalu mengingatkan anaknya untuk sabar dan tetap tenang.

Setelah berhari-hari merayakan lebaran, keluarga itu kembali ke rumah mereka dengan hati yang penuh sukacita. Sang Ayah melihat anaknya yang sedang bermain dengan bahagia di taman kecil dan berkata, “Ingat, Nak, penting untuk selalu sabar dalam hidup. Karena dengan sabar, kita bisa melewatinya dengan lebih baik dan meraih kebahagiaan di akhir perjalanan.”

Sang anak tersenyum dan mengangguk, merasa beruntung memiliki seorang Ayah yang selalu memberikan nasihat dan pedoman yang baik dalam hidupnya.

Ayah kemudian mengajak anaknya untuk duduk bersama di teras rumah, sambil menatap ke arah langit yang mulai gelap karena matahari mulai tenggelam. Ayah kemudian memulai percakapan, “Nak, ketika kamu besar nanti, kamu akan mengalami banyak hal dalam hidupmu. Ada saatnya kamu akan merasa kesulitan, sedih, dan bahkan kecewa. Namun, selalu ingat untuk sabar dalam menghadapi semua itu.”

Sang anak mengangguk-angguk, “Iya, Ayah. Saya akan selalu berusaha untuk sabar dalam menghadapi kesulitan.”

Ayah tersenyum puas, “Itu baik sekali, Nak. Selain itu, jangan lupa untuk selalu bersyukur atas segala hal yang telah diberikan oleh Allah SWT. Bersyukur akan membuat hati kita tenang dan pikiran kita lebih positif.”

Sang anak mengangguk mengerti, “Saya akan selalu berusaha untuk bersyukur, Ayah.”

Ayah kemudian melanjutkan, “Dan yang terakhir, jangan lupa untuk selalu berbuat baik pada sesama. Memberikan kebaikan pada orang lain akan membuat hidupmu lebih berarti dan membawa kebahagiaan untuk dirimu sendiri.”

Sang anak tersenyum lebar, “Saya akan selalu berusaha untuk menjadi orang yang baik dan memberikan kebaikan pada orang lain, Ayah.”

Ayah tersenyum bangga melihat anaknya yang cerdas dan penuh semangat. Dia yakin bahwa anaknya akan tumbuh menjadi anak yang baik dan memiliki sikap yang positif dalam hidupnya. Mereka kemudian melanjutkan obrolan sampai malam tiba, saling berbagi cerita dan merayakan momen indah bersama.

Di hari-hari berikutnya, sang anak terus mengingat nasihat-nasihat yang diberikan oleh Ayahnya dan berusaha untuk mengaplikasikannya dalam kehidupannya sehari-hari. Meskipun tidak selalu mudah, namun dengan sabar, bersyukur, dan berbuat baik pada orang lain, hidupnya terasa lebih bermakna dan penuh kebahagiaan.

Bersamaan dengan tumbuh kembang anak yang semakin lama semakin dewasa, Ayah pun semakin menua. Namun, semangat dan semakin bijaksananya Ayah tetap menjadi inspirasi bagi anaknya untuk terus menjalani hidup dengan sikap positif.

Pada suatu hari, Ayah yang kini sudah lanjut usia tersebut jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Sang anak merasa sedih dan cemas, namun ia terus mengingat pesan-pesan yang telah diberikan oleh Ayahnya selama ini.

Ia berusaha untuk sabar dan kuat menghadapi situasi tersebut, serta selalu bersyukur dan berdoa agar Ayahnya segera pulih. Selain itu, ia juga berusaha memberikan kebaikan dan perhatian pada Ayahnya yang sedang sakit dengan mengunjungi dan menemani setiap saat.

Dalam perjalanan hidupnya, sang anak mengalami berbagai macam tantangan dan rintangan. Namun, dengan tekad dan semangat yang selalu dipupuk oleh Ayahnya, ia terus berusaha untuk melewatinya dengan baik.

Akhirnya, setelah beberapa waktu merawat Ayah yang sakit, Ayah kembali pulih dan dapat pulang ke rumah bersama keluarganya. Sang anak merasa sangat bahagia dan bersyukur atas kesembuhan Ayahnya. Ia mengucapkan terima kasih pada Allah SWT yang telah memberikan kesembuhan, serta pada Ayahnya yang selalu memberikan nasihat dan pedoman yang baik dalam hidupnya.

Dalam perjalanan pulang dari rumah sakit, Ayah memeluk anaknya dengan erat dan berkata, “Kamu selalu menjadi kebanggaan Ayah, Nak. Kamu telah menunjukkan sikap sabar, bersyukur, dan berbuat baik yang selalu Ayah ajarkan. Teruslah jadi anak yang baik dan jangan lupa untuk selalu ingat pesan-pesan ini dalam hidupmu.”

Sang anak tersenyum dan mengangguk, “Terima kasih, Ayah. Aku akan selalu mengingat pesan-pesan Ayah dan berusaha untuk menjadi anak yang baik dan bermanfaat untuk orang lain.”

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan pulang dengan rasa bahagia dan damai dalam hati, menikmati momen indah bersama keluarga. Dalam ingatannya, sang anak selalu mengingat pesan-pesan yang telah diberikan oleh Ayahnya selama ini, dan berusaha untuk mengaplikasikannya dalam kehidupannya sehari-hari. Ia merasa sangat bersyukur dan bahagia atas kehadiran Ayahnya dalam hidupnya, yang telah memberikan inspirasi dan pedoman untuk hidup yang lebih baik dan bermakna.

Sebentar lagi lebaran pun tiba, Ayah dan anak bersama-sama mempersiapkan segala kebutuhan untuk menyambut hari raya tersebut. Mereka berbelanja bersama, membuat kue-kue khas lebaran, dan membersihkan rumah bersama-sama.

Saat malam takbiran tiba, Ayah dan anak bersama-sama pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat. Di tengah keramaian dan kegembiraan umat muslim dalam merayakan hari kemenangan tersebut, Ayah memeluk anaknya dengan erat dan berkata, “Selamat hari raya, Nak. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi kita dan memberikan keberkahan dalam hidup kita.”

Sang anak tersenyum dan membalas pelukan Ayahnya dengan erat. Ia merasa sangat bahagia dan bersyukur atas keberadaan Ayahnya yang selalu memberikan cinta dan pedoman dalam hidupnya.

Ketika lebaran pun tiba, Ayah dan anak bersama-sama menerima tamu-tamu yang datang ke rumah dan bersilaturahmi. Mereka berbincang-bincang, tertawa, dan menikmati hidangan lebaran yang telah disiapkan dengan penuh kehangatan dan keakraban.

Saat hari raya usai dan tamu-tamu telah pulang, Ayah kembali memeluk anaknya dan berkata, “Terima kasih atas semuanya, Nak. Hari raya ini menjadi lebih berarti dengan kehadiranmu dan kebersamaan kita. Ingatlah selalu untuk selalu sabar, bersyukur, dan berbuat baik, ya.”

Sang anak tersenyum dan mengangguk, “Terima kasih, Ayah. Aku selalu mengingat pesan-pesan Ayah dan berusaha untuk mengaplikasikannya dalam hidupku sehari-hari. Aku sangat bersyukur dan bahagia atas kehadiran Ayah dalam hidupku.”

Ketika Ayah kembali berbicara, ia merasa sedikit lelah dan harus beristirahat. Sang anak membantunya menuju kamar dan menemani Ayah hingga tertidur. Ia berdoa untuk kesehatan Ayahnya dan berharap agar kebersamaan mereka selalu terjaga dalam hidup.

Dalam keheningan malam yang sunyi, sang anak duduk di samping Ayah yang sedang tidur dengan damai, mengingat kenangan-kenangan indah bersama Ayah dan mengaplikasikan nilai-nilai yang telah diberikan oleh Ayahnya dalam kehidupannya. Ia merasa sangat beruntung dan bersyukur atas kehadiran Ayahnya, yang selalu memberikan cinta dan pedoman dalam hidupnya. Dan ia bersyukur bahwa sebentar lagi, mereka akan merayakan hari raya bersama-sama lagi.

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com