Desa Kalempang, Sidrap, Sulawesi Selatan. Sebuah kisah nyata yang seperti dongeng telah menjadi kenyataan, dari sebelumnya sangat terbelakang, kini jadi desa idaman di daerah berjuluk Bumi Nene Mallomo.

Laporan: Edy Basri

NURDIN, seorang penduduk desa berusia 45 tahun, adalah saksi hidup dari kehidupan yang penuh penderitaan di Desa Kalempang. Dia selalu merasa terpukul saat melihat jalan yang hancur, menjadi saksi bisu perjalanan yang tak kunjung tiba, dan melihat impian menuju ibu kota kecamatan yang tak pernah lebih dekat. Namun, melalui Program TMMD ke-118, kehidupan mereka seakan-akan mengalami perubahan ajaib.

Desa Kalempang telah lama menghadapi keterbelakangan infrastruktur, terutama jalan-jalan yang terabaikan dan sulit diakses. Perjalanan menuju ibu kota kecamatan adalah seperti epik dalam legenda; memakan waktu 2 hingga 3 jam, seolah pergi ke pernikahan di ibu kota itu sendiri. Namun, masalah mereka tak berhenti sampai di situ. Jalan-jalan yang hancur merintangi akses warga dari luar desa, khususnya dari Kota Sidrap.

Namun, harapan mulai bersinar ketika Program TMMD ke-118 hadir sebagai pahlawan dalam kisah ini. Tujuannya adalah memotong belitan birokrasi, membangun sinergi antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat, serta merajut jaringan infrastruktur yang menghidupkan kembali Desa Kalempang dan sekitarnya.

Dulu, warga harus menaklukkan jalan yang rusak dengan perjalanan panjang dan melelahkan selama 2-3 jam hanya untuk mencapai ibu kota kecamatan. Kini, mereka bisa mencapainya dengan mulus dalam waktu 30 menit, tanpa perlu melingkari kabupaten tetangga.

Di balik tirai Program TMMD, tersembunyi kisah perjuangan dan tantangan yang mendalam. Sebuah desa terpencil yang harus menembus wilayah kabupaten tetangga untuk mencapai harapan. Dan ketika Dandim 1420/Sidrap bertemu sang kepala desa dan unsur Forkopimda, suara hati warga diserukan kepada Bupati Sidrap, Ir. Dollah Mando, untuk membantu membuka pintu anggaran yang menghidupkan Program TMMD Desa Kalempang. Dengan bantuan dari Kodim 1420/Sidrap, jalan baru mulai mengalir menuju Pitu Riawa.

Perbaikan jalan membawa harapan baru. Masyarakat tidak lagi terisolasi, anak-anak bisa mengejar impian mereka dengan lebih mudah, dan hidup mereka semakin baik. Jalan ini bukan sekadar jalan mulus, tetapi jalan menuju harapan yang lebih terang dan masa depan yang lebih cerah.

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com