Selamat tahun baru. Di 2025 ini, masyarakat tidak meminta kesempurnaan. Mereka hanya ingin melihat langkah nyata — langkah yang membawa Polri lebih dekat kepada cita-cita luhur Asta Cita.
Oleh: Edy Basri., S.H (Pemred Katasulsel.com)
SEJAK awal tahun 2024, Polri kembali menjadi sorotan. Di ruang-ruang publik, mulai dari warung kopi hingga linimasa media sosial, obrolan tentang polisi sering kali penuh kritik.
Ada yang menyoal pelayanan di tingkat Polsek, ada pula yang mempertanyakan integritas di level elit. Seperti biasa, masyarakat kita tidak kekurangan cerita tentang “oknum.” Namun, kali ini, kritik itu datang dengan nada yang lebih serius — bahkan konstruktif.
Presiden Prabowo Subianto, dalam pidato awal tahunnya, menekankan pentingnya “Asta Cita” sebagai visi besar pemerintahannya.
Delapan agenda strategis itu mencakup reformasi birokrasi, penguatan supremasi hukum, dan peningkatan kepercayaan publik terhadap institusi negara. Polri, sebagai salah satu pilar utama penegakan hukum, tentu tidak luput dari harapan besar ini.
“Asta Cita bukan sekadar jargon,” ujar seorang pengamat kebijakan publik di sebuah diskusi terbuka di Jakarta. “Kalau Polri gagal meraih kembali kepercayaan publik, visi besar ini bisa terhambat.”
Kritik dan Harapan dari Masyarakat
Di balik kritik yang tajam, ada harapan yang nyata. Masyarakat ingin polisi yang lebih responsif, profesional, dan adil. Bayangkan, betapa frustrasinya seorang ibu di Makassar yang harus menunggu berjam-jam untuk membuat laporan kehilangan motor, hanya untuk akhirnya diberi tahu bahwa laporan itu “butuh proses panjang.”
Di sisi lain, ada pula cerita tentang razia kendaraan yang “entah mengapa” lebih sibuk mencari kesalahan kecil dibanding memastikan keamanan jalan raya.
Seorang wirausahawan di Bandung bahkan menyebutkan istilah “polisi 5G”: gesit ketika berurusan dengan perkara kecil, tetapi “lambat sinyal” saat harus menindak kasus-kasus besar. Kritik ini menggambarkan jurang antara ekspektasi masyarakat dan kinerja nyata di lapangan.
Namun, tak sedikit pula apresiasi yang muncul. Program Polisi RW, misalnya, dianggap berhasil mendekatkan Polri dengan masyarakat di beberapa daerah. Kehadiran polisi di tengah komunitas, bukan hanya untuk menegakkan hukum tetapi juga membangun kepercayaan, adalah langkah kecil tetapi berarti.
Apa yang Bisa Diperbaiki?
Presiden Prabowo dalam konteks “Asta Cita” berbicara tentang pentingnya reformasi institusi. Untuk Polri, ada beberapa langkah yang tampaknya bisa menjadi prioritas:
- Digitalisasi Pelayanan Publik Banyak negara maju telah menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi sekutu utama dalam mempercepat layanan dan mengurangi celah korupsi. Misalnya, pelaporan online yang benar-benar responsif dan transparan bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang enggan ke kantor polisi karena prosedur yang dianggap berbelit.
- Peningkatan Pelatihan dan Pendidikan Kompetensi anggota Polri harus terus ditingkatkan, terutama di bidang teknologi dan pendekatan humanis. Dalam dunia yang semakin kompleks, pendekatan lama yang mengandalkan hierarki dan otoritas semata sudah tidak relevan lagi.
- Reformasi Internal Publik ingin melihat Polri sebagai institusi yang serius menindak pelanggaran di dalam tubuhnya sendiri. Transparansi dan akuntabilitas harus menjadi budaya, bukan sekadar slogan.
Menyongsong 2025
Saat tahun 2025 di depan mata, pertanyaan besar untuk Polri tetap sama: bisakah mereka menjawab kritik dengan aksi nyata? Harapan besar Presiden Prabowo melalui “Asta Cita” jelas memberikan arah, tetapi perjalanan ke sana membutuhkan kerja keras yang konsisten.
Sebagaimana salah satu filosofi kepemimpinan yang sering disampaikan Prabowo, “Bekerja untuk rakyat bukan hanya kewajiban, tetapi kehormatan.”
Polri, dengan segala kekurangan dan potensinya, memegang kunci penting untuk menjawab harapan ini. Seperti pepatah lama, “Jika ingin dihormati, belajarlah terlebih dahulu untuk menghormati.” Dan penghormatan itu dimulai dari keadilan, integritas, dan pelayanan yang tulus.
Tahun ini, masyarakat tidak meminta kesempurnaan. Mereka hanya ingin melihat langkah nyata — langkah yang membawa Polri lebih dekat kepada cita-cita luhur Asta Cita. (*)
Tinggalkan Balasan