
ENREKANG, Katasulsel.com — Baru menjabat sebagai Kapolres Enrekang, AKBP Hari Budiyanto, S.H., S.I.K., M.M., langsung bergerak cepat dengan memperkenalkan arah kebijakan strategisnya yang dirumuskan dalam bentuk Commander Wish. Lima huruf disusun menjadi satu kata: SETIA. Bukan sekadar akronim, tapi pedoman menyeluruh untuk membentuk polisi yang kuat, humanis, dan dipercaya masyarakat.
“SETIA” adalah singkatan dari Solid, Empati, Taat, Inovatif, dan Amanah. Lima kata ini bukan basa-basi. Tapi jadi dasar pijakan Kapolres dalam membangun karakter kepolisian yang modern, berintegritas, dan berpihak pada kemanusiaan.
Solid berarti kekuatan yang tumbuh dari kebersamaan. Bukan hanya solid antar personel, tapi juga menjalin kekompakan lintas instansi. Kapolres ingin setiap individu di Polres Enrekang menjadi bagian dari tim yang saling menopang, saling membesarkan. Dalam arahannya saat rapat internal, Kapolres menekankan pentingnya pendekatan kemanusiaan dalam memimpin, yakni mengorangkan orang. Artinya, anggota yang pernah melakukan kesalahan tidak serta merta disingkirkan, tapi dibina agar kembali ke jalur yang benar dan tetap bisa memberikan kontribusi positif.
Lalu Empati. Ini bukan hanya tentang rasa, tapi sikap dalam menjalankan tugas. Kapolres menekankan bahwa setiap anggota polisi wajib memiliki kepekaan sosial. Tidak bertindak sembarangan. Mampu memposisikan diri sebagai masyarakat, agar keputusan dan tindakan yang diambil benar-benar bermanfaat. Program sosial seperti Jumat Berkah digalakkan, warga kurang mampu dipetakan untuk dibantu, bahkan lingkungan kerja dan asrama pun menjadi perhatian — karena empati bukan hanya untuk masyarakat luar, tapi dimulai dari lingkungan sendiri.
Kemudian Taat. Dalam konteks ini, ketaatan bukan hanya soal aturan dan perintah pimpinan, tapi juga ketaatan spiritual. Di tengah munculnya berbagai kelompok yang coba memecah belah bangsa lewat paham radikal, Kapolres menekankan pentingnya menjadikan nilai-nilai agama sebagai landasan pengabdian. Polisi yang taat diyakini akan punya batas moral dalam bertindak, dan tidak mudah diprovokasi oleh kepentingan yang merugikan negara.
Langkah keempat adalah Inovatif. Dunia terus berubah, dan polisi tidak boleh berjalan di tempat. Kapolres mendorong seluruh anggota untuk berani berinovasi dalam pelayanan dan pengayoman. Tak hanya itu, Polres Enrekang juga mendukung penuh program prioritas nasional seperti Swasembada Pangan dan Makan Bergizi Gratis. Artinya, polisi tidak lagi hanya identik dengan pengamanan jalan atau penegakan hukum, tapi juga ikut ambil bagian dalam ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. Inovasi bukan pilihan, tapi keharusan.
Terakhir, Amanah. Ini adalah roh dari seluruh semangat yang dibangun. Polisi harus bisa dipercaya. Menjalankan tugas sebagai pelindung, pengayom, pelayan masyarakat, dan penegak hukum dengan penuh tanggung jawab. Kapolres ingin kehadiran polisi benar-benar dirasakan, bukan hanya saat kejadian luar biasa, tapi juga dalam keseharian. Penegakan hukum harus dilakukan secara profesional. Kehadiran polisi harus terasa sebagai solusi, bukan sumber ketakutan. Sinergitas dengan semua unsur masyarakat juga harus terus dikuatkan.
Commander Wish “SETIA” bukan sekadar rencana kerja di atas kertas. Tapi upaya serius membangun wajah baru Polres Enrekang. Wajah yang lebih bersahabat, lebih responsif, dan lebih bisa dipercaya oleh masyarakat. Lima kata, satu arah. Dari Enrekang, semangat perubahan dimulai.(*)
Tinggalkan Balasan