
“Sampah yang ditangani dengan teknologi dan kesadaran kolektif bisa menjadi material recovery, bukan sekadar limbah,” ujarnya, seraya mengajak masyarakat untuk mulai memosisikan diri sebagai aktor ekologis dalam rantai pengelolaan lingkungan.
Rapat koordinasi ini juga menjadi wadah dialog antar pemangku kepentingan, dihadiri oleh Wakil Gubernur Ir. Hugua, Ketua DPRD Sultra Laode Tariala, para Bupati/Wali Kota, Ketua DPRD Kabupaten Kolaka, jajaran pejabat instansi vertikal, akademisi, dan organisasi lingkungan.
Kolaborasi lintas disiplin ini merepresentasikan governance ecosystem yang diperlukan untuk menjawab kompleksitas tantangan lingkungan menuju cita-cita Indonesia Emas 2045.(*)
Menutup sambutannya, Gubernur Andi Sumangerukka menyampaikan pesan reflektif dengan nada filosofis. Baginya, menjaga lingkungan bukan semata tugas administratif, tetapi tanggung jawab antargenerasi—intergenerational duty—yang tak boleh dikhianati.
“Apa yang kita lakukan hari ini bukan hanya untuk kita, tapi untuk anak cucu kita. Mari kita jaga bumi ini dengan sungguh-sungguh,” pungkasnya, diiringi tepuk tangan yang tak hanya formal, tetapi juga mengandung resonansi harapan. (*)
Laporan: Usman – Kolaka
Tinggalkan Balasan