Example 650x100

Sidrap, katasulsel.com – Di tengah gelapnya malam dan sunyinya jalanan, Polres Sidrap menjelmakan dirinya sebagai sistem imun sosial—menjalankan fungsi preventif dalam anatomi keamanan masyarakat. Patroli malam yang secara konsisten digelar oleh Satuan Samapta bukan hanya sekadar rutinitas, melainkan bagian dari rekayasa sosial yang menciptakan sense of safety atau persepsi keamanan kolektif.

Secara psikososial, kehadiran aparat kepolisian di ruang publik saat malam hari berperan sebagai stimulus yang menurunkan tingkat kecemasan warga. Fenomena ini disebut sebagai collective reassurance, di mana kehadiran simbol otoritas mampu meredam ketegangan publik terhadap potensi kriminalitas.

“Ini bukan hanya patroli, tapi bentuk komunikasi non-verbal dari negara kepada rakyatnya—bahwa Anda tidak sendiri,” ujar AKP Aiyub, Kasat Samapta, menggambarkan filosofi dibalik keberadaan petugas di malam hari. Ia menambahkan, kegiatan ini adalah bentuk nyata community policing yang menekankan pendekatan humanis dan responsif, Rabu, 30 April 2025.

Dalam implementasinya, patroli ini menyasar kawasan-kawasan dengan tingkat kerawanan yang telah dipetakan secara sistematis, termasuk zona-zona liminal seperti area pertokoan sepi, pemukiman pinggiran, hingga simpang jalan yang redup penerangan. Dialog interaktif juga dibangun antara petugas dan warga, menyampaikan pesan kamtibmas sembari menyerap masukan dari masyarakat.

Dari perspektif kriminologi, kegiatan ini merepresentasikan strategi pencegahan primer—intervensi langsung di hulu yang bertujuan meminimalisir peluang terjadinya tindak pidana. Warga Kecamatan Watang Pulu, misalnya, mengakui dampak positif dari kehadiran aparat di malam hari.

“Kami merasa seperti punya pagar hidup. Bukan cuma aman, tapi juga dihargai,” ungkap Rustam, seorang tokoh masyarakat lokal.

Fenomena ini menunjukkan pentingnya social cohesion dan kolaborasi masyarakat dalam menciptakan ruang hidup yang stabil dan harmonis. Polres Sidrap pun menegaskan komitmennya untuk melanjutkan inisiatif ini sebagai bagian dari strategi keamanan partisipatif berbasis kedekatan emosional dan kehadiran nyata.(*)