Jakarta – Anggota Komisi III DPR RI, Arsul Sani, mendesak pemerintah untuk mengambil sikap tegas terhadap kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua yang mengancam akan menembak pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens. Pilot tersebut telah disandera sejak bulan Februari yang lalu oleh KKB di wilayah Papua.

Dalam sebuah pernyataan kepada wartawan pada Sabtu (27/5/2023), Arsul menekankan pentingnya pengerahan kekuatan TNI-Polri dengan tindakan lebih ofensif atau serangan terhadap KKB tersebut. Menurutnya, tindakan tersebut perlu dilakukan agar sandera, termasuk pilot Susi Air, dapat dibebaskan.

Arsul juga menegaskan bahwa pemerintah tidak perlu melakukan negosiasi dengan KKB di Papua, terutama karena tuntutan kelompok tersebut berkaitan dengan pembicaraan kemerdekaan Papua. Dia menambahkan bahwa KKB tidak mewakili warga Papua secara keseluruhan, mengingat kelompok bersenjata tersebut terdiri dari beberapa entitas lokal yang tidak memiliki satu garis komando yang jelas.

Sejak bulan Februari, KKB di Papua telah mengancam akan menembak pilot Susi Air yang berasal dari Selandia Baru dan disandera oleh mereka. Ancaman tersebut merupakan respons atas tuntutan KKB agar dimulainya pembicaraan mengenai kemerdekaan Papua. KKB memberikan batas waktu dua bulan agar tuntutan tersebut dipenuhi.

Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, telah disandera oleh KKB yang dipimpin oleh Egianus Kogoya sejak tanggal 7 Februari. Pada saat itu, Mehrtens mendaratkan pesawatnya di lapangan terbang Paro. KKB juga melakukan pembakaran terhadap pesawat yang dikemudikan oleh Mehrtens.

Dalam video yang baru dirilis dan dilaporkan oleh Reuters pada Sabtu (27/5), Philip Mark Mehrtens terlihat kurus dan memegang bendera Bintang Kejora yang dilarang, sementara dikelilingi oleh anggota KKB yang membawa senapan serbu. Situasi ini semakin mengkhawatirkan keamanan dan kesejahteraan sang pilot yang masih berada dalam tahanan KKB di Papua.(*)

Dapatkan berita terbaru di Katasulsel.com