banner 650x65

Enrekang, Katasulsel.com — 3 September 2024 – Ribuan warga Enrekang, berbondong-bondong datang untuk menyaksikan ritual tahunan “Mindio Saluran Tallu” atau mandi Syafar yang diadakan di Dusun Ba’ka, Desa Pundi Lemo, Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Tradisi ini telah menjadi daya tarik budaya yang unik dan selalu dinantikan oleh masyarakat setempat maupun pengunjung dari luar daerah.

Acara ini dihadiri Staf Ahli Bupati Enrekang, Ridwan Palembai, yang hadir mewakili Pj Bupati Enrekang. Selain itu, turut hadir pula Kepala Dinas Perhubungan, Camat Cendana, Pj Desa Pundi LemoLemo.

Makna dan Tahapan Ritual “Mindio Saluran Tallu”

Ritual “Mindio Saluran Tallu” merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan masyarakat Dusun Ba’ka di bulan Syafar. Tradisi ini melibatkan mandi bersama-sama di tiga saluran air yang dibuat dari bambu, yang dipercaya memiliki kekuatan sakral. Masyarakat setempat mempercayai bahwa air yang mengalir dari ketiga saluran ini memiliki kekuatan untuk menjaga kampung dari gangguan dan memberikan keselamatan.

Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, tradisi ini bermula dari Puang Taulan, seorang tokoh spiritual yang datang ke Dusun Ba’ka pada hari Selasa terakhir di bulan Syafar. Saat itu, wilayah tersebut sedang dilanda musim kemarau sehingga masyarakat kekurangan air. Puang Taulan pun berdoa agar diberikan air untuk mandi dan menunaikan salat, dan doanya terkabul dengan munculnya air dari sela-sela batu.

Versi lain dari cerita ini menyebutkan bahwa air dari saluran tallu pertama kali ditemukan oleh Ambe Salasa, yang berdoa agar diberikan sumber air untuk menghidupi masyarakat Ba’ka. Setelah menggali tanah di sekitar sungai kecil, air pun keluar dari tanah dan sejak saat itu, ritual mandi di tiga saluran air ini dilaksanakan setiap tahunnya pada bulan Syafar.

Nilai Sakral dan Tradisi yang Terus Dilestarikan

Tradisi “Mindio Saluran Tallu” tidak hanya menjadi ritual tahunan, tetapi juga memiliki nilai sakral yang sangat dijaga oleh masyarakat Dusun Ba’ka. Sanro, seorang yang dipercaya oleh masyarakat untuk menjaga keselamatan kampung, menyatakan bahwa air dari saluran tallu ini adalah hasil dari doa Puang Taulan dan Ambe Salasa yang penuh berkah.

Bagi masyarakat setempat, tradisi ini juga dipercaya mampu mengusir roh-roh jahat dan menjaga ketenangan kampung. Oleh karena itu, setiap tahun, masyarakat Dusun Ba’ka bersama-sama melaksanakan mandi Syafar ini dengan harapan kampung mereka akan tetap aman dan damai.

Harapan dan Pesan dari Staf Ahli Bupati

Dalam kesempatan ini, Staf Ahli Bupati, Ridwan Palembai, yang mewakili Pj Bupati Enrekang, menyampaikan apresiasi kepada masyarakat Dusun Ba’ka yang telah menjaga dan melestarikan tradisi “Mindio Saluran Tallu” ini. “Tradisi ini tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga warisan budaya yang perlu dijaga. Kami berharap tradisi ini terus dilestarikan sebagai bagian dari identitas budaya masyarakat Enrekang,” ujarnya.

Dengan antusiasme yang tinggi dari masyarakat, ritual “Mindio Saluran Tallu” tahun ini berjalan dengan lancar dan meriah. Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang kebersamaan, tetapi juga sarana untuk memperkuat nilai-nilai budaya dan spiritual yang diwariskan oleh leluhur mereka.(*)

banner 650x650