
Soppeng, katasulsel.com — 52 persen. Itulah angka capaian Kabupaten Soppeng hingga 24 April 2025 untuk realisasi lahan sawah dalam program swasembada pangan nasional. Dari target 4.236 hektar bulan ini, baru 2.166 hektar yang terealisasi.
Namun angka ini bukan kegagalan. Ini sinyal awal pergerakan cepat. Bupati Soppeng, H. Suwardi Haseng, SE, menegaskan, akselerasi akan dilakukan. Visi besar ada di depan: swasembada 2025. Sebuah agenda nasional yang dibingkai dalam Asta Cita Presiden Prabowo.
Luas Lahan Baku Sawah (LBS) di Soppeng saat ini 27.417,10 hektar, tersebar di delapan kecamatan. Tapi itu belum cukup. Pemerintah daerah dan TNI bergerak. Komitmen bersama dengan Dandim 1423 Soppeng menghasilkan target baru: 69.534 hektar.
Ini bukan hanya soal hektar. Ini soal integrasi data spasial, optimalisasi irigasi, peningkatan photosynthetic capacity tanaman padi, hingga transformasi mindset petani. Istilah teknis bukan lagi milik akademisi semata, kini jadi menu wajib penyuluh di lapangan.
Brigjen TNI Wawan Irawan datang langsung ke Soppeng, Kamis, 24 April 2025.
Sebagai Koordinator Optimasi Lahan dan Cetak Sawah Rakyat, ia bicara tegas: kolaborasi lintas sektor adalah keniscayaan. Waktu tidak banyak. Program ini ditarget rampung bahkan sebelum batas empat tahun yang ditetapkan.
Prof. Dr. Fajri Jufri juga hadir. Ia tak hanya memberi arahan. Ia memompa semangat. Produksi beras Sulsel harus naik. Apresiasi dari Presiden, katanya, adalah tanggung jawab, bukan pujian.
Di Baruga Rumah Jabatan Bupati Soppeng, Kamis kemarin, bukan hanya bicara data. Hadir pula wajah-wajah strategis: Wakil Bupati, Dandim, Kepala Bulog, Direktur Polbangtan, Kepala BPS, hingga para penyuluh lapangan. Ekosistem swasembada perlahan terbentuk.
Transformasi ini bukan utopia. Tapi kerja sistematis, berbasis angka, dengan fondasi ilmiah dan etos gotong royong. Soppeng sedang berpacu dengan waktu. Dan mereka tahu: setiap hektar, setiap hari, setiap petani—berarti segalanya. (*)
Tinggalkan Balasan