
Konawe, katasulsel.com — Pemerintah Kabupaten Konawe menunjukkan efisiensi fiskal yang mencolok pada triwulan pertama tahun anggaran 2025.
Hingga April, realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) telah mencapai Rp 407,53 miliar—setara 22,46% dari total pagu Rp 1,81 triliun.
Indikator ini mencerminkan akselerasi belanja yang relatif terukur, dengan distribusi fiskal yang berpijak pada prinsip value for money dan fiscal accountability.
PAD Menanjak 33,11%, Pajak Jadi Tulang Punggung
Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami lonjakan signifikan. Dari target Rp 242,48 miliar, telah terealisasi Rp 80,29 miliar (33,11%).
Pajak daerah mendominasi komponen ini, menyumbang Rp 69,80 miliar dari target Rp 126,27 miliar (55,28%).
Namun, ada sektor yang stagnan. Hasil pengelolaan kekayaan daerah belum menghasilkan penerimaan (0,00%). Retribusi daerah baru mencapai 14,70%. Hal ini mencerminkan tantangan optimalisasi aset dan pelayanan publik.
Komponen Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) telah mengalir sebesar Rp 322,35 miliar dari total alokasi Rp 1.497,45 miliar. Angka ini setara 21,53%.
Ini menunjukkan masih adanya ruang fiskal yang besar untuk digerakkan, terutama dalam konteks countercyclical spending menghadapi tantangan ekonomi makro dan inflasi sektoral.
Total belanja daerah per April 2025 menyentuh angka Rp 360,55 miliar (19,81%). Belanja pegawai menjadi dominan, mencapai Rp 199,39 miliar (25,15%).
Sementara itu, belanja modal—indikator utama pembangunan fisik—masih rendah, baru terserap Rp 6,76 miliar dari Rp 241,10 miliar (2,81%). Artinya, proses capital expenditure masih dalam fase perencanaan atau awal lelang proyek strategis.
Belanja bantuan keuangan tampil sebagai sektor dinamis: Rp 94,06 miliar telah terserap dari pagu Rp 334,05 miliar (28,16%).
Dengan realisasi pembiayaan daerah yang masih nihil (0,00%), Konawe perlu melakukan penyesuaian strategi fiskal untuk semester II 2025. Termasuk memastikan carry over anggaran dari tahun sebelumnya (SILPA) senilai Rp 6,00 miliar dapat diaktivasi.
“Konawe sedang menguatkan pondasi fiskal. Tantangan utama terletak pada percepatan belanja pembangunan dan penguatan PAD struktural,” ungkap seorang analis kebijakan fiskal dari lembaga independen.
Konawe, kabupaten yang menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara, kini berada di titik krusial. Perpaduan antara ketepatan fiskal dan eksekusi program berbasis data akan menjadi kunci menuju transformasi ekonomi lokal yang berkelanjutan. (*)
Tinggalkan Balasan